Senin, 23 Februari 2009

Cost Reduction


Masih ingat himbauan alam. Soeharto mantan presiden RI pada rakyat bangsa ini "kencangkan ikat pinggang"......ya, bahasa sederhana, syarat makna bagi kita.

Didalam perusahaan, program mengencangkan ikat pinggang ini menjadi cost reduction programm (program pengurangan biaya) yang bertujuan untuk menurunkan biaya/efisiensi dalam rangka untuk meningkatkan kinerja. Dalam penerapannya cost reduction programm ini bisa diterapkan dengan 3 cara, yaitu:

cost cutting: adalah pemotongan biaya tanpa melihat efeknya terhadap output. Program ini cocok untuk pengeluaran yang tidak ada hubungan langsung dengan kinerja produksi. Misal: sumbangan sosial, langganan surat kabar

cost shifting:adalah menurunkan biaya dengan memperhatikan hubungan input dan output, yaitu menurunkan biaya dengan mengganti input tetapi tidak mempengaruhi/menurunkan output. Misal: fotocopy kertas 70gram diganti 60gram, atau bahkan kertas buram, kertas fax diganti dengan kertas HVS, obat generik diganti dengan obat generik.

cost effevtiveness: adalah pengeluaran biaya yang tepat sasaran dengan memperhatikan/memperhitungan input dan output. Program ini tidak selalu menuntut harga/biaya harus turun. Apabila biaya naik, maka harus memenuhi kaidah pengeluaran/peningkatan biaya lebih kecil dari pendapatan yang dihasilkan akibat peningkatan biaya tersebut (peningkatan biaya < peningkatan pendapatan).

Dari ke 3 hal tersebut diatas, cost effectiveness merupakan program yang paling efektif dalam menurunkan biaya. Dalam kenyataannya tidak banyak yang menerapkan ini, karena membutuhkan effort/usaha yang lebih baik waktu, pikiran maupun aktivitas, dibanding effort untuk cost cutting dan cost shifting.

Apabila perusahaan mampu menerapkan kombinasi ke 3 hal tersebut, maka akan mampu menurunkan harga pokok produksi maupun harga pokok penjualan secara signfikan. Dan selanjutnya perusahaan bisa fleksibel dalam menentukan harga jual, baik yang pada akhirnya tetap dengan mempertahankan nilai penjualan atau bahkan mampu meningkatkan nilai penjualan.


Jumat, 20 Februari 2009

Wealth Management (tulisan 2)


Apa jenis layanan yang diberikan?
Jasa untuk kalangan ”atas” ini tak sekedar menawarkan layanan investasi thok, tetapi juga aneka layanan yang memberikan kenyamanan hidup.

Sehingga seringkali istilah wealth management diplesetkan menjadi Palugada (Apa Yang Lu Minta Gue Ada), karena memang layanan yang diberikan mulai dari urusan tradisional sampai sophisticated dari urusan bisnis sampai spiritual, dari keuangan sampai gaya hidup.

Contoh produk wealth management tradisional mencakup perbankan, investasi, mata uang asing, asuransi, dana pensiun, real estate, sedangkan yang sophisticated mencakup alternative investment (komoditas, emas, private equity, art, sport instrument, derivative/structured product, hedge fund). Beberapa bank memberikan layanan wealth management yang melekat pada produknya, antara lain priority hotline, berlangganan majalah/surat kabar, airport lounge, golf, safe deposit box, credit platinum card, layanan kesehatan, layanan haji dan zakat, dll.

AT Kearney Wealth Management Survey, 2001 menyajikan contoh bentuk layanan yang diberikan oleh Commercial bank, Asset mgt/broker dan Private bank. Layanan yang mereka berikan bisa berbentuk investasi maupu n non investasi. Untuk layanan investasi mencakup: Saham, Obligasi, Reksadana, Alternative investment dan Structured product. Sedangkan untuk produk non investasi mencakup: Pajak, Perbankan, Currency, Trust dan Asuransi. umber:

Siapa konsumen wealth management?
Konsentrasi kekayaan didunia ini mengacu pada Hukum Pareto yang memuat aturan 80:20, berarti 80% kontribusi disumbangkan oleh 20% populasi. Hal ini sering menjadi analogi untuk mendiskripsikan industri wealth management. 20% populasi yang menguasai jagat perekonomian Indonesia mempunyai latar belakang bisnis dan profesi yang beragam.

Profesi dengan penghasilan tertinggi menurut SWA Februari 2007 disandang oleh private banker dengan kisaran gaji/bulan sebesar US$ 19-22.000, disusul arsitek (US$ 8-20.000), konsultan SAP (US$ 7-15.000), manajer senior perkebunan (US$6-20.000), Engineer Sistem TI (US$ 6-20.000).

Sedangkan 5 orang terkaya di Indonesia adalah raja group rokok, Djarum, Gudang Garam dan Sampoerna, meski posisi ini akan segera tergeser pengusaha muda Chairul Tanjung dan Sandiaga Uno dengan bisnis property, keuangan dan TI, sejalan dengan perkembangan bisnis dunia. Bisnis rokok bukan bisnis masa depan, sejauh ini bisnis rokok berkembang dengan mayoritas konsumen di pedesaan dengan tingkat pendidikan relatif tidak tinggi serta gencarnya kampanye anti rokok, bahkan di London dikenal kampanye bahwa anak perokok bukan anak jagoan tetapi sampah masyarakat.

Sampai tahun 2005, 55.000 nasabah wealth management dengan asset +/- US$ 260 milyar di Singapura, 18.000 diantaranya adalah orang Indonesia, sedangkan di Indonesia nasabah wealth management sebanyak 17.000 orang. Bisa dimaklumi kalau pemerintah Singapura tidak “setuju” untuk mengekstadisi pelarian “kriminal” Indonesia disana.

Siapakah yang bisa dikategorikan sebagai orang berduit? “Everbody can come with different number” yach..tidak ada satu ukuran untuk semua.
Di Inggris segmentasi kaum berduit di simbolkan dengan mobil yang dipakai. Di Indonesia, orang dengan kekayaan melebih USD 400.000 sudah dikategorikan sebagai Ultra High Networth Individual (Ultra HNI) alias orang yang sudah super kaya raya sedangkan menurut BCG dan Celeste masih dikategorikan sebagai Mass Affluent.




Manajemen Risiko (tulisan 2)


Berbicara dampak berbicara satuan keuangan, berbicara kemungkinan berbicara semua aspek kehidupan, sehingga tidak salah apabila berbagai cabang ilmu membahas tentang manajemen risiko.

Risiko sendiri dapat diklasifikasikan kedalam 4 klasifikasi besar, yaitu risiko keuangan, risiko operasional, risiko strategis dan risiko eksternalitas, masing-masing kategori risiko terdiri beberapa jenis risiko.

Dalam realitanya, risiko tersebut tidak selalu berdiri sendiri-sendiri tetapi bisa saling berinteraksi, sehingga pendekatan manajemen risiko terinegrasi sangat tepat digunakan untuk mengelola risiko perusahaan.

PENGORGANISASIAN RISIKO
Pendekatan lama, setiap manajer bertanggungjawab atas risiko unit kerjanya, baik expected maupun unexpected risk. Manajer pemasaran bertanggungjawab terhadap risiko yang berkaitan dengan masalah-masalah pemasaran, manajer SDM bertanggungjawab terhadap risiko yang berkaitan dengan masalah SDM.

Pendekatan baru, pengelolaan risiko dilakukan secara terpadu, risiko dikategorikan menurut jenisnya dan perusahaan menetapkan pihak yang bertanggungjawab terhadap pengelolaan risiko. Sebagian besar perusahaan menetapkan direktur keuangan (CFO, Chief Financial Officer) sebagai penanggung jawab tertinggi manajemen risiko, sekarang ada kecenderungan untuk mengangkat CRO (Chief Risk Officer), yaitu seorang direktur risiko.

Perbankan adalah pelopor dunia usaha yang mensyaratkan jajaran manajemen bersertifikasi dalam manajemen risiko dari badan sertifikasi yang diakui pemerinah, yaitu Badan Sertifikasi Manajemen Risiko (BSMR). Sedangkan bisnis lain belum menerapkan hal tersebut, atau masih dalam tahan awal penerapan manajemen risiko atau bahkan belum ada rencana menerapkannya sama sekali.

Kalau kita lihat beberapa PT.Perkebunan Nusantara (PTPN) sudah memunculkan manajemen risiko dalam struktur organisasinya, walaupun mayoritas PTPN memposisikan manajemen risiko masih melekat pada struktur organisasi yang ad,a atau dibawah biro lain seperti biro SPI (Satuan Pengawasan Intern) ataupun biro sekretaris perusahaan.

Pekerjaan dalam manajemen risiko kita bahas pada tulisan berikutnya.

Senin, 16 Februari 2009

Manajemen Keuangan Rumah Tangga


Dan janganlah kamu berlebih-lebihan sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih lebihan (QS. Al-An’aam 141)
Karena itu, kita harus merasa puas tanpa uang, bilamana kita mempunyai cukup makanan dan pakaian. (I Timotius 6:8, FAYH) (Firman Allah Yang Hidup)
Bulan puasa tahun lalau saya diminta untuk menyampaikan materi manajemen keuangan untuk tenaga pengajar, entah karena materinya menarik atau karena banyak orang stress akibat sulitnya mengatur keuangan yang mepet, sehingga 2 bulan kemudian saya diminta menyampaikan manajemen keuangan untuk karyawati. Berdasar 2 pengalaman tersebut saya tergelitik untuk menulis materi manajemen keuangan rumah tangga.

Prinsip dasar manajemen keuangan rumah tangga adalah pengeluaran harus lebih kecil dari pemasukan. Seperti halnya manajemen keuangan dunia usaha bahwa pendapatan (penerimaan) harus lebih besar dari biaya (pengeluaran), bila tidak maka perusahaan tidak akan mendapatkan keuntungan atau bahkan akan merugi.

Dalam kehidupan rumah tangga tidak ada istilah untung atau rugi dalam pengelolaan keuangannya, tetapi lebih kepada bisa menabung atau harus berhutang untuk membiayai hidup dari pendapatan yang dimiliki.Sehingga yang paling penting adalah, bagaimana anda mengatur pengeluaran agar tidak melebihi penerimaan, dan syukur-syukur bisa menabung dan melakukan investasi. Karena sumber utama dari masalah semua manajemen keuangan rumah tangga adalah DEFISIT. Apabila defisit terjadi, kehidupan rumah tangga yang tenang akan terusik bahkan akan menuai pertengkaran.

Di Amerika, kebanyakan defisit keuangan rumah tangga disebabkan karena kemudahan untuk memiliki kartu kredit. Oprah Winfrey sampai membahas masalah ini lebih dari sekali, dan saya kira masalah ini akan semakin banyak menimpa rumah tangga diseantero jagat akibat krisis keuangan global yang dimulai tahun lalu dan sudah mengakibatkan beberapa perusahaan melakukan rasionalisasi. Alih-alih mengatur manajemen keuangan rumah tangga, yang mereka harus segera lakukan adalah bagaimana membelanjakan pesangon untuk dapat melanjutkan kehidupan tanpa harus kehilangan rasa bahagia.

Saya tidak akan membahas mengatasi defisit akibat pemakaian kartu kredit melebihi batas, tetapi lebih pada masalah umum yang banyak dialami rumah tangga.
Pengeluaran tidak boleh melebihi penerimaan dapat dilakukan dengan memperbesar sisi penerimaan atau menekan sisi pengeluaran.

Memperbesar sisi penerimaan bisa dilakukan dengan:
1. Menjadi pegawai
2. Menjadi pengusaha
3. Menabung
4. Menalukan investasi
5. Mengembangkan hobi

Menekan sisi pengeluaran bisa dilakukan dengan:
1. Memenuhi kebutuhan dasar (sandang, pangan, papan)
2. Mengatur prioritas pemmbayaran
3. Mengatur prioritas pembelian barang
4. Gunakan harga sebagai faktor penting pengambilan keputusan pembelian barang
5. Jangan belanja karena iklan
6. Gunakan daftar belanja dan patuhilah.

Selamat mengatur keuangan rumah tangga anda.

Sabtu, 14 Februari 2009

Tehnik Membelanjakan Pesangon


Seorang pria paruh bayak duduk terpekur di bangku antrian sebuah bank, usut punya usut ternyata si bapak kesulitan keuangan karena uang pesangon dari tempat kerja ketika dia kena gelombang “golden shake hand” tertanam dilembaran saham yang sekarang nilainya jeblok semua.

Maksud hati membiayai hidup sehari-hari dari gain darena melonjaknya harga saham apa daya terjunnya harga saham yang harus dihadapi, padahal sampai dengan sekarang beliau belum juga mendapat pekerjaan baru. Itulah secuil kisah seorang pekerja yang salah perhitungan dalam membelanjakan uang pesangon.

Melihat fenomena krisis ekonomi yang melanda seantero bumi sekarang ini, tidak bisa dipungkiri bahwa gelombang “golden shake hand” berikutnya akan menyusul. Tanpa berniat menakut-nakuti, kita semua harus siap dengan segala kemungkinan yang bisa terjadi.

Mari kita berhitung, pesangon diberikan oleh perusahaan dalam rangka membantu eks karyawannya dalam menyiapkan kehidupan paska PHK, selanjutnya sangatlah tergantung pada karyawan tersebut untuk menjalankan uang pesangonnya. Bila beruntung, maka kesejahteraan lebih baik yang didapat, tetapi bila apes (tidak beruntung) bangkrutlah yang didapat, seperti bapak pada ilustrasi cerita diatas.

So, bagaimana kita harus membelanjakannya?

Karena pesangon ditujukan untuk biaya kehidupan sehari-hari setelah tidak lagi jadi karyawan, maka uang pesangon ini harus dibelanjakan untuk investasi atau untuk modal kerja yang memberikan pendapatan pada masa-masa yang akan datang, terutama apabila tidak lagi bekerja sebagai karyawan.

Apa investasi yang sebaiknya diambil?

Apabila kita gunakan untuk modal kerja, maka faktor penting yang harus diperhitungkan adalah jenis pekerjaan yang kita cintai dan kita punya pengetahuan atau keahlian tentang pekerjaan itu, misal kita hobi uthak-athik kendaraan, maka kita bisa buka usaha showroom sepeda motor/mobil atau buka bengkel motor/mobil.

Secara sederhana investasi dapat dilakukan pada investasi yang menuntut kita untuk mengelola secara rutin atau tanpa pengelolaan rutin.

Investasi tanpa pengelolaan rutin dengan risiko rendah bisa berupa tabungan, deposito, reksadana, emas

Investasi dengan pengelolaan rutin dengan risiko rendah membuat dan menyewakan gerobak makanan/minuman, etalase took, truk/angkot,

Investasi dengan pengelolaan rutin dengan risiko tinggi saham.

Mana yang kita pilih, sekali lagi tanya diri sendiri tentang kesukaan, kecintaan, kemampuan dan kehidupan selanjutnya yang ingin dijalani.

Selamat berhitung, jangan lupa berbagi pengalaman ya.



Persiapkan pensiunmu.

Terpekur seorang pria usia lanjut disudut sebuah rumah petak mungil di pinggiran kota Yogyakarta.Saat ditanya, sedang menanti siapa, beliau menjawab sedang menunggu angkutan umum hendak pulang kerumahnya di desa. Beliau hendak menghabiskan sisa hidupnya dikampung bersama sanak famili yang masih ada karena di Yogyakarta dia tinggal sendiri, istrinya sudah meninggal 2 tahun lalu karena hipertensi, anak-anaknya sudah berkeluarga dan tinggal di kota berbeda. Dengan sisa uang hasil menjual rumah petaknya yang tak seberapa dia hendak membeli rumah dan ternak didesa.

Sering dalam kehidupan sehari-hari dalam kehidupan masa produktif kita jarang terbersit keinginan menghitung biaya hidup masa ketika pensiun dan bagaimana memenuhi biaya tersebut. Yang terjadi, kita fokus untuk mencari peningkatan penghasilan untuk meningkatkan taraf hidup kita selama masa kerja, selama biaya hidup tercukupi dan mempunyai sisa untuk ditabung, serasa semua kebutuhan telah tercukupi. Ini tidak salah tetapi juga tidak 100% benar.

Menabung sisa uang belanja hidup sehari-hari adalah sebuah paradigm yang perlu “dibenahi”. Selama kita berpikir bahwa besar tabungan adalah sisa uang belanja, maka jumlah dan rutinitas menabung bisa berubah-ubah. Sebaiknya menabung itu dijadikan komponen pengeluaran dalam pembelanjaan bulanan kita, dalam arti bahwa menabung sudah kita tetapkan sebagaimana kita menetapkan biaya listrik. Biaya listrik tidak kita bayarkan ketika kita punya sisa uang, tetapi biaya listrik langsung kita sisihkan saat kita menerima uang gaji kita, seperti itulah juga kita harus menyiapkan/merencanakan tabungan.

Selanjutnya berapa besar yang harus kita tabung? Tergantung. Kenapa tergantung, yak arena besarnya tabungan harus sesuai dengan tujuan penggunaan tabungan itu sendiri, misal, tabungan kita tujuan untuk membeli mobil, maka kita menghitung kapan target beli mobil, berapa harganya, dan berapa emampuan kita menabung, begitu juga seandainya kita menabung untuk biaya sekolah anak, maka kita menghitung berapa besar biaya sekolah anak kita saat dia mulai masuk sekolah, kapan harus dibayar .

Nach, sekarang kalau kita tujukan tabungan kita untuk biaya hidup setelah pensiun, sehingga kita tidak hanya hidup dengan uag pensiun saja? Berarti kita perlu tanya kepada diri sendiri, kehidupan macam apa yang ingin kita jalanani setelah pensiun. Lalu kita hitung berapa biaya untuk itu. Setelah ketemu lalu kita sisihan kebutuhan uang itu mulai sekarang.

Yang paling penting adalah bahwa kita harus disiplin dalam menabung untuk membiayai kehidupan setelah pensiun. Tabungan, deposito atau investasi yang kita lakukan memang akan mengurangi kenikmatan atau kemewahan sekarang, tetapi hasilnya akan kita panen saat kita pensiun.

Selamat mempersiapkan pensiun dengan seksama sekarang, tidak perlu menunggu sampai saat pensiun itu tiba.

Jumat, 13 Februari 2009

Mengintip Manajemen Risiko (tulisan 1)

Tik…tik..tik…tik…hujan rintik-rintik..
Dingin..dingin…sepoi angin dingin….
terdengar suara merdu titik puspa dari rumah sebelah.
Sementara dibelahan bumi yang lain disebuah ruang rapat terdengar Tanya jawab membahas kinerja…kenapa produksi unit saudara tahun ini menurun dibanding tahun lalu?

Terdengar jawaban denga suara berat menjawab “tahun ini hujan dating diluar musim sehingga panen tidak bisa optimal seperti tahun lalu…..terdengar suara pelan namun tegas: sejak kapan saudara belajar menyalahkan Tuhan?

Penyanyi memandang hujan sebagai sebuah berkah, sebuah keindahan dan membuatnya memuji kebesaran sang Khalik. Pebisnis pada kasus kedua memandang hujan sbagai bencana, penyebab kegagalan produksi dan membuatnya melupakan kewajiban berterima kasih kepada Khalik karena masih “dipinjami” nyawa untuk menjalankan roda bisnisnya. Begitulah dua buah ilustrasi yang menggambarkan reaksi manusia terhadap sebuah keadaan yang sama.

Kita sering mendengar pameo lama tentang risiko “high risk - high return” yang masih banyak dipegang khalayak umum ketika berbisnis. Disatu sisi yang lain ekonom mengenal hukum “the law of diminishing return”. Bagi pebisnis yang menggabungkan 2 hukum itu akan mengubah prinsip risiko menjadi “…” inilah paradigma baru dalam pengelolaan risiko.

APA ITU RISIKO?
Risiko melekat pada semua aspek kehidupan, dari urusan pribadi sampai perusahaan, dari urusan gaya hidup sampai pola penyakit, dari bangun pagi sampai tidur malam, dan masih banyak lagi. Risiko dapat didefinisikan dengan berbagai cara, misal risiko didefinisikan kejadian yang merugikan, atau bagi analis investasi, risiko didefinisikan sebagai kemungkinan hasil yang diperoleh menyimpang dari yang diharapkan.

Kita tidak perlu mempertentangkan berbagai difinisi yang ada. Siapapun yang mendefinisikan disitu pasti mencakup minimal tentang probabilitas/kemungkinan dan kerugian/dampak. Berbicara dampak berbicara satuan keuangan, berbicara kemungkinan berbicara semua aspek kehidupan, sehingga tidak salah apabila berbagai cabang ilmu membahas tentang manajemen risiko.

Kita sering mendengar pameo lama tentang risiko "high risk - high return" yang masih banyak dipegang khalayak umum ketika berbisnis. Ada hubungan positif antara risiko dan tingkat keuntungan, semakin tinggi risiko semakin besar keuntungannya. Disisi lain, ekonom mengenal hukum "law of the diminishing return". Pandangan baru tentang manajemen risiko, menggabungkan 2 hukum itu, dan berpendapat bahwa hubungan antara risiko dan tingkat keuntungan tidak bersifat linier.

Pada wilayah 1 (insufficient risk taking), risiko yang diambil terlalu kecil, sehingga bisa dinaikkan, sementara wilayah 2 (tengah) penambahan risiko yang diambil tidak meningkatkan keuntungan. Pengelolaan risiko perusahaan sebaiknya berada pada wilayah 3 (optimal risk taking), penambahan risiko yang diambil akan menurunkan tingkat keuntungan perusahaan.

Pada tulisan berikut akan kita bahas tentang pengorganisasian risiko

Kamis, 05 Februari 2009

mengenal wealth management itu? (tulisan 1)


Michael Jackson harus menjual rumah mewahnya di cleveland untuk membiayai hidupnya kini, Leila Sari masih harus bekerja diusia senjanya untuk menghidupi keluarganya. Seorang pensiunan Administratur perusahaan perkebunan besar akhirnya tinggal dirumah tipe 36 dan seringkali harus ngantri ke poliklinik karena kesehatannya yang sudah sangat menurun.
Itu beberapa gambaran yang bisa kita lihat, apabila pada saat produktif, tenar, kaya dan masih muda lupa untuk mengatur kekayaan atau ketenaran yang sifatnya fana alias sementara.

Kapan lahir?
Istilah wealth management mulai populer dua tahun belakangan ini. Meski jasa wealth management muncul pada awal tahun 2000, ketika bank asing yang beroperasi di Indonesia menawarkan jasa wealth management, namun sebenarnya wealth management adalah ilmu keuangan yang lebih tua dari manajemen risiko - marak dibahas dan direspon bumn perkebunan- bahkan lebih tua umurnya dibanding penyakit jantung yang baru muncul diawal tahun 1900an. Cikal bakal wealth management dirintis oleh para private banker pada awal berdirinya pusat keuangan internasional seperti London, Amsterdam dan Paris pada abad 17 dan 18. Meski wealth management dimulai di London, dan bergeser ke Swiss saat berlangsung perang dimasa Louis XIV dan akhirnya bergeser ke Amerika Serikat dengan landmark Wall Street-nya pada abad 19 dan 20, tetapi tempat teraman bagi kaum berduit untuk menyimpan kekayaannya tetap di Swiss, UBS menjadi andalan Swiss di dunia perbankan internasional.

Apa sih wealth management itu?
Pengertian wealth management menurut Wikipedia “Wealth Management is an advanced investment advisory discipline that incorporates financial planning and specialist financial services”.

Pada dasarnya, wealth management adalah manajemen keuangan keluarga yang bisa dilakukan setiap orang. Hanya saja mengatur kekayaan sendiri dengan mempertimbangkan semua peluang dan risiko yang mungkin dihadapi, jelas bukan perkara yang mudah. Pengelolanya mesti punya bekal pengetahuan cukup tentang segala macam instrumen investasi keuangan yang tersedia. Belum lagi harus mengikuti perkembangan ekonomi global yang akan mempengaruhi kinerja berbagai instrumen investasi, serta faktor-faktor lain yang mempengaruhi nilai kekayaan. Berhubung tidak banyak orang memiliki pengetahuan seluas itu, wealth management berkembang menjadi bisnis jasa keuangan yang diawali dengan kemunculan jasa financial planner.
apa jenis produk dan siapa penyedia jasa wealth management, kita bahas pada tulisan berikut