Rabu, 30 Juni 2010

Forget and Forgive jurus Anggito Abimanyu


Meski sudah mengundurkan diri sebagai BKF dan mulai aktif sebagai pengajar di FEB UGM, Anggito Abimanyu masih bingung dengan status kepegawaiannya. Saat pindah dari Diknas ke Depkeu saja lama, apalaghi sekarang ya. Mudah-mudahan saja cepat selesai.

Mas Titok sudah kembali ke kampus, kegiatannya sudah membumi dengan dunia akademis yang sudah sepuluh tahun di "tinggalkan" karena harus berpindah ke ibukota. Tapi namanya panggilan hati, trenyata mengajar lebih memukau daripada jasi pejabat, maka ketika orang masih suka mengusik kisah lara beliau saat di metropolitan beliau akan menjawab "forgive and forget" seoperti dilansir oleh detik.com.

Waktu luang Anggito Abimanyu


Namanya juga ekonom, maka saat cerita tentang piala duniapun komentar Anggito Abimanyu alias mas Titok tidak lepas dari analisis ekonomi yang melanda Eropa, emang ilmu dasar nggak akan lari kemana-mana ya mas

Setelah pulang kembali ke Yogya untuk mengabdikan diri kembali ke almamaternya UGM, Anggito Abimanyu punya lebih banyak waktu luang dibanding saat masih menjabat di Betawi, seperti yang dilansir detik.com

Pentingnya Alokasi Aset (tulisan 5)


Setelah kita bahas tentang alokasi aset, tulisan ini kita bahas tentang diversifikasi.

Diversifikasi
Wikipedia member gambaran diversifikasi dalam topic bahasan manajemen investasi.

Manajer pengelola dana dengan memperhatikan latar belakang alokasi aset, akan mempertimbangkan untuk melakukan diversifikasi aset sesuai profil risiko nasabahnya dan membuat daftar perencanaan penempatan investasi yang sesuai. Daftar tersebut akan menunjukkan persentase penempatan dana pada masing-masing saham atau obligasi.

Pentingnya Alokasi Aset (tulisan 4)


Alokasi asset
Dalam kamus Wikipedia, menjelaskan alokasi asset dengan berbagai golongan aset adalah obligasi, properti, derivatif dan komoditi, dimana manajer investasi dibayar jasanya untuk melaksanakan penempatan investasi pada berbagai asset ini. Berbagai golongan aset ini memiliki dinamika pasar yang berbeda-beda dan saling mempengaruhi satu sama lainnya, sehingga penempatan dana investasi pada berbagai aset tersebut dapat membawa pengaruh signifikan pada performa investasi.

Elvyn G Masassya mengatakan alokasi asset pada hakekatnya adalah investasi dengan melakukan klasifikasi yang berbeda untuk tiap jenis asset. Klasifikasi ini meliputi: Jenis investasi, Jumlah investasi, Risiko, Potensi keuntungan, Jangka waktu, dan Cara mengelola investasi (aktif atau pasif).

Pentingnya Alokasi Aset (tulisan 3)


Pada tulisan lalu kita telah sebutkan 4 prinsip investasi yaitu:
• Return and risk
• Time horizon
• Concentration and diversification
• Market timing and volatility

Orang yang berani mengambil risiko (risk seeker) akan berinvestasi pada return yang paling besar meski risiko yang dihadapi juga paling tinggi dengan bermain saham, sedang orang yang konservatif (risk averter) akan memilih investasi yang paling aman dari pasar uang seperti deposito, biarlah mendapat return yang kecil yang penting hartanya aman. Sedang berada ditengah (moderate) akan mengambil reksadana, meski tidak mendapat return yang tertinggi tetapi risiko masih lebih kecil karena dikelola oleh manajer investasi yang berpengalaman dibanding harus bermain saham sendiri. Setiap orang perlu belajar mengenal risk appetite masing-masing, sehingga dapat dengan lebih mudah menentukan jenis investasi yang hendak diambil.

Pentingnya Alokasi Aset (tulisan 2)


Apa sich faktor risiko yang ada. Ada banyak faktor, tapi tulisan ini hanya akan fokus pada faktor alokasi aset yang sudah diawali pembahasannya pada tulisan 1.
Kita perlu mencermati hasil penelitian yang dilakukan oleh Boston Consulting Group. Sejak Januari 2000, kelompok milioner dunia telah kehilangan 5,3 triliun dollar AS sebagai akibat pasar keuangan dunia yang cenderung menurun. Jumlah yang tidak sedikit, bahkan pendapatan/ Revenue dari wealth management telah terjun bebas sejak tahun 1999 sampai sebesar 14 persen.

Dikemukakan lebih lanjut bahwa permintaan yang terus meningkat terhadap wealth manager untuk segera melakukan revisi mengenai strategi investasi mereka di pasar-pasar mapan di Eropa dan Amerika Utara (GARP Risk Review, September/Oktober 2003).

Apakah artinya hal tersebut? Sebagai investor (berapapun besarnya uang yang Anda investasikan Anda layak bergelar investor), kita perlu lebih berhati-hati dalam melakukan investasi. Kalau para milioner yang kekayaannya dikelola oleh manajer investasi -sekarang merebak jabatan wealth manager- yang tangguh saja kehilangan kekayaannya akibat pasar keuangan dunia yang cenderung menurun apalagi kita yang sampai sekarang masih belajar berinvestasi.

Ada banyak factor yang menyebabkan seseorang sukses atau gagal dalam berinvestasi. Salah satu factor yang akan kita bahas dalam artikel kali ini adalah strategi atau cara mengalokasikan asset investasi. Faktor alokasi asset ini merupakan factor yang paling menentukan dalam kesuksesan berinvestasi.

Ambil contoh, Anda dan dua teman Anda mempunyai uang masing-masing Rp 100 juta. Lalu Anda bertiga mulai melakukan investasi. Teman Anda A menginvestasikan uangnya pada tanah, B dan Anda tidak menempatkan telur pada satu keranjang yang sama (Don’t put all eggs in one) yaitu menginvestasikan pada saham, obligasi dan reksadana.

Apakah hasilnya akan sama? Tentu saja berbeda, bahkan Anda dan B juga berbeda karena meskipun sama-sama melakukan investasi disaham, obligasi dan reksadana tetapi pilihan jenis saham, obligasi dan reksadananya berbeda.

Perbedaan jenis akan mempengaruhi return/hasil yang didapat. Diversifikasi merupakan pilar pertama dalam wealth management, melindungi dan menjaga kekayaan, yang dilakukan dengan diversifikasi, asuransi dan hedging.

Prinsip Investasi
Dalam berinvestasi ada 4 prinsip yang harus dipegang, yaitu:
Return and risk
• Time horizon
• Concentration and diversification
• Market timing and volatility

Tulisan mendatang akan kita urai satu demi satu

Pentingnya Alokasi Aset (tulisan 1)


Saya akan tampilkan tulisan Pentingnya Alokasi Aset secara berseri, tulisan ini dipicu kejadian dialami seorang pengusaha muda yang ditayangkan di sebuah stasiun televisi swasta di negeri ini. Semoga tulisan ini bisa menjadi bahan [elajaran kita semua.
Papa apa sich pekerjaanmu? Kalau kau kerja mana uangnya? Tanya sang istri berturutan
Ma, papa mau jawab, tapi jangan ceraikan aku ya? Pinta sang suami
Emang kenapa sich, ada wanita lain? Balik Tanya sang istri
Bukan, dulu kertas-kertas saham yang kumiliki nilainya sangat besar, tapi sekarang kertas itu tidak ada harganya lagi, tidak lebih dari harga kertas tisu. Jelas sang suami

Itu cuplikan kisah yang Sandiaga Uno, Ketua HIPMI dan Ketua Kadin yang sempat ditayangkan di TV one, sempat bangkrut saat krisis global melanda Indonesia sejak akhir tahun 2007 lalu.

Sebuah ilustrasi yang sangat tepat untuk menggambarkan kegagalan investasi atau bisa dikatakan juga sebagai risiko atau kerugian yang harus ditanggung akibat investasi yang diempatkan pada satu jenis pilihan. Hal ini banyak terjadi di masyarakat, karena kecenderungan menginginkan memiliki investasi yang mempunyai imbal hasil tertinggi dengan mengabaikan factor risiko.

Ada banyak factor yang menyebabkan seseorang sukses atau gagal dalam berinvestasi. Salah satu factor yang akan kita bahas dalam artikel kali ini adalah strategi atau cara mengalokasikan asset investasi. Faktor alokasi asset ini merupakan factor yang paling menentukan dalam kesuksesan berinvestasi.