Jumat, 05 Desember 2008

kebahagiaan memberi

teringat komentar salah seorang teman ketika dia mendengarkan sebuah pengajian di radio, sang ustadz memberi komentar bahwa berkurban tidak harus diujudkan dalam bentuk domba ataupun sapi, tapi bisa juga berbentuk uang yang dikumpulkan bareng dan dibagikan pada orang yang membutuhkan, sehingga pemanfaatan uang tersebut sesuai sasaran.

temanku bertanya apa boleh ya? dia tidak habis mengerti kenapa ustadz yang relatif sudah kondang di wilayah Yogya memberikan pendapat berdasarkan pengetahuannya tanpa menyitir hadist ataupun kita suci al-Qur'an....beliau menggunakan common sense.....


aku juga tak habis bertanya, mungkinkah ajaran yang harusnya kita terapkan berdasarkan tuntunan yang ada, kita ubah sesuai dengan pemahaman kita....apakah tidak mungkin, pada akhirnya pelaksanaan ajaran agama berdasarkan pemahaman pemuka-pemuka agama yang relatif pemahamannya berbeda-beda...apalagi sekarang mulai ngetrend ustadz yang melejit dengan mengendalkan kisah masa lalu yang buram....klo ini terjadi, akan jadi seperti apakah nantinya?

lepas dari perbedaan pendapat tersebut, kita perlu tumbuhkan bahwa berkurban itu bukan sebuah penderitaan, berkurban bukan menyengsarakan diri, berkurban hanya untuk orang lain.

coba kita lihat dari sudut pandang bahwa kita bahagia karena kita bisa membuat orang lain bahagia....ketika uluran tangan kita disambut orang dengan ucapan terima kasih dan terlihat pancaran mata bahagia, tidakkah itu akan membahagiakan hati kita?
sebaliknya saat uluran tangan kita dijawab dengan ucapan tidak, terima kasih atau bahkan "melengos"...bahagiakah kita? pasti kebanyakan akan menjawab tidak, tapi sedih, kecewa atau bahkan marah. tidak menyenangkan bukan?

yach....ternyata uluran tangan kita yang disambut dengan senang hati merupakan sumber kebahagiaan....kita memberi bukan hanya untuk orang lain ternyata yang tidak kalah penting adalah bahwa kita memberi juga untuk kebahagiaan diri kita sendiri.

apakah memberi yang membuat kita bahagia ini layak dikatakan sebagai sebuah pengorbanan? tidakkah akan lebih indah bahwa kita bahagia karena bisa memberi?
mari kita coba bersama......

Tidak ada komentar: