Senin, 28 Maret 2011

9 dari 10 Orang Belum Siap Pensiun


Milist kagama sempat ramai membahas kesiapan setelah masa pensiun, yach...memang kita harus mempersiapkan pensiun sejak masih usia belia, sebagaimana aku selalu mengingatkan peserta kursus baik itu kursus persiapan pensiun maupun kursus apapun yang sedang aku beri materi manajemen keuangan. Diskusi di milist bersumber dari artikel kompas yang menyatakan bahwa 9 dari 10 orang belum siap pensiun, yang aku kopas dibawah ini.

Sebanyak sembilan dari sepuluh orang di Indonesia belum siap menghadapi pensiun. Sekitar 65 persen pensiunan bahkan tidak mampu mencukupi kebutuhan sehari-hari.

Hal itu disampaikan perencana keuangan Eko Endarto dalam acara
Independent Financial Planner Expo di Jakarta, Sabtu (26/3). ”Kenapa
pensiun penting? Karena ada nilai uang, biaya hidup, dan kondisi
fisik,” kata Eko.

Eko Endarto memaparkan, sekitar 21 persen masyarakat tak tahu
kebutuhan pensiun. Sekitar 60 persen pensiunan mengandalkan Jaminan
Sosial Tenaga Kerja sebagai sumber penghasilan pada masa pensiun.

Eko lantas memaparkan kebutuhan hidup pada masa pensiun dengan asumsi
saat ini berusia 30 tahun, akan pensiun pada usia 55 tahun, dengan
usia harapan hidup sekitar 70 tahun atau 75 tahun. Dengan asumsi biaya
hidup saat ini Rp 5 juta per bulan, nilai akan setara dengan Rp 54
juta per bulan nantinya. Diperlukan dana minimal Rp 13 miliar untuk
hidup setara dengan saat ini. ”Dana itu bisa diperoleh dengan
investasi kurang dari Rp 2 juta per bulan apabila produknya tepat,”
ujar Eko.

Perencana keuangan Ligwina Poerwo Hananto menuturkan, ada tiga hal
yang bisa digunakan untuk investasi, yakni bisnis, properti, dan surat
berharga. Salah satu dari investasi itu bisa dilakukan, tetapi harus
sesuai kesiapannya.


Sadar investasi

Ekspo yang digelar oleh 11 firma perencana keuangan independen di
Indonesia pada hari Sabtu pekan lalu itu dipenuhi pengunjung. Mereka
menyemut di sekeliling area unjuk bincang (talkshow) dan bersedia
antre cukup lama untuk dicek kesehatan finansialnya oleh konsultan
keuangan.

Pengunjung bersedia membayar Rp 75.000 hingga Rp 150.000 —tergantung
waktu pemesanan tiket masuk—untuk memperoleh tips mengelola keuangan
dan berinvestasi. Mahasiswa, yang dapat masuk dengan gratis selama
menunjukkan kartu tanda mahasiswa, juga ramai di area ekspo.

Ahmad Gozali, salah seorang perencana keuangan, mengakui, hadirnya
orang-orang muda menunjukkan kesadaran berinvestasi sudah semakin
meluas. ”Kalau dulu setingkat orang yang baru masuk kerja, sekarang
mahasiswa pun sudah ingin tahu tentang berinvestasi,” katanya.

Fransisca dan Nurmaya, mahasiswi perguruan tinggi di Jakarta, mengaku
datang untuk mengetahui cara-cara merencanakan dan mengelola keuangan
nantinya, saat sudah memasuki dunia kerja.

”Saya juga sudah berpikir, kira-kira investasi yang tepat setelah
kerja nanti seperti apa, supaya uang gaji juga jelas arahnya,” kata
Fransisca. (IDR)

http://cetak.kompas.com/read/2011/03/28/04460028/9.dari.10.orang.belum.siap.pensiun

selamat mempersiapkan pensiun

Senin, 07 Maret 2011

Apakah tipe money archetype anda


Orang biasa mengenal kepribadian pada keterkaitan dengan psikologi umum sehingga dikenla ada pribadi yang melankolis maupun maskulin, namun ternyata kepribadian bisa juga dilihat dari cara karakter pengelolaan uang, sebagaimana yang kubaca di female.kompas.com berikut. Artikelnya sich sudah dimuat tahun lalu, cuma baru kutemukan hari ini, meski terlambat, mudah-mudahan bermanfaat.

Setiap orang memiliki money archetype (budaya dalam diri saat menghadapi keuangan) yang berbeda. Perbedaan archetype ini membuat cara pandang seseorang terhadap uang menjadi berbeda pula. Termasuk bagaimana seseorang memperlakukan uang.

Tipe archetype bukan menunjukkan kepribadian Anda, namun lebih dalam mengarahkan tempat di mana anda berada. Artinya, bagaimana karakter dan kebiasaan Anda mengenai pengelolaan keuangan bisa dikenali dari sini. Dengan mengenali karakter ini, sebagai individu Anda bisa menghindari dari kebocoran keuangan. Dampak positif lainnya lebih terasa pada pasangan. Anda dan pasangan bisa lebih saling mengenali dan mampu mencari solusi keuangan yang menyeimbangkan hubungan.

Coach Yuza Aziz dan Coach Tom MC Ifle, pemilik iCOACH, memaparkan delapan macam money archetype dan dampaknya:

1. Innocent
Seseorang yang memiliki tipe ini cenderung memiliki rasa takut , tidak percaya diri, dan tidak mau memikirkan masalah keuangan. Orang-orang tipe ini memiliki rasa ketakutan yang tinggi ketika dihadapkan dengan hal-hal yang berhubungan dengan keuangan. Dia merasa tidak memiliki kekuatan dan kemampuan untuk mengatur segala seuatu tentang uang.

Dampaknya, jika seseorang mendapatkan uang dalam jumlah besar, akan mudah habis. Karena kebiasaan yang dimiliki orang dengan tipe ini cenderung tidak bertanggungjawab dengan uang.

"Orang yang karakter innocent-nya aktif dalam dirinya, cenderung tidak belajar tanggung jawab. Karena kebiasaannya, setiap mendapatkan uang hanya akan diserahkan kepada orang lain, misalnya kepada orangtua, untuk mengelolanya," kata Tom kepada Kompas Female, di sela workshop "Money Coaching" di Hotel Harris, Kelapa Gading Jakarta, Jumat (9/7/2010).

2. Victim
Kebanyakan orang yang memiliki tipe ini cenderung akan menyalahkan orang lain ketika mengalami suatu masalah. Mereka akan merasa khawatir jika masalah yang dihadapi akan berbalik menimpa diri mereka. Oleh karena itu, untuk menyelamatkan diri, mereka akan menyalahkan orang lain sebagai penyebab terjadinya masalah tersebut. Karakter mendasarnya, orang tipe ini tidak mudah percaya kepada orang lain.

Dampaknya, uang menjadi tidak produktif. Karena tipe victim ini tidak mempercayakan uangnya untuk investasi atau menabung di bank, misalnya. Uang hanya akan disimpan dalam brankas atau bahkan di bawah bantal, karena tidak percaya lembaga keuangan.

3. Martyr
Orang-orang pada tipe ini memiliki kecenderungan berkorban buat orang lain. Meskipun demikian, setelah berkorban untuk orang lain, mereka mengharapkan suatu balasan. Sisi negatifnya, dengan banyaknya pengorbanan yang dilakukan untuk orang lain, orang tipe ini seringkali mengabaikan dirinya sendiri.

Dampaknya, tipe martyr ini tidak pernah bisa menabung. Orang lain akan sangat mengandalkan si martyr ini untuk meminjam uang. Bahayanya lagi, tipe ini tidak berani atau bahkan malas menagih piutang.

"Efek negatif lainnya, karena terlalu banyak menyuapi, orang lain yang dibantunya menjadi manja dan tidak produktif," papar Tom.

4. Fool
Tipe ini cenderung memiliki spontanitas yang tinggi, dan bertindak tanpa dipikirkan lebih matang. Mereka tidak berpikir tentang masa depan. Apa yang ada sekarang, itulah yang dilakukan.

"Fool di sini lebih kepada konyol. Karakternya malas, mengharap uang cepat atau instan," kata Tom, menyebut tipe ini sebagai spekulator yang tidak disiplin.

Dampaknya, spekulator ini berani berhutang hanya untuk kesenangan semata.

5. Tyran
Orang-orang yang memiliki tipe ini cenderung takut kehilangan uang. Biasanya, orang pada tipe ini memiliki sifat yang serakah dan tidak pernah puas. Seringkali mereka bekerja terlalu keras tanpa memperdulikan berbagai hal lain di sekelilingnya. Bahkan tidak jarang juga, orang pada tipe ini tidak memperhatikan kesehatannya.

Dampaknya, tipe ini selalu merasa tidak pernah cukup dengan kondisi keuangannya. Akhirnya cenderung memanipulasi dan terlalu mengontrol.

6. Warrior
Berbeda dengan kelima tipe di atas, tipe ini memiliki kecenderungan untuk menciptakan ide menjadi realitas. Orang-orang dengan tipe ini memiliki sifat yang bijaksana, mempunyai target yang jelas untuk masa depan, dan juga kalkulatif dalam perhitungan pemasukan dan pengeluaran. Mereka juga memiliki kepercayaan diri dan sukses dalam masalah keuangan.

Tipe ini sangat sehat, kata Tom. Orientasinya yang jelas menuju sasaran membuatnya sukses secara finansial. Tipe seperti ini biasanya ditemui pada para pengusaha sukses yang disiplin dengan keuangannya.

7. Magician
Orang yang memiliki tipe ini cenderung menjadikan masa lalu sebagai suatu pembelajaran. Mereka juga berusaha untuk mengubah suatu ide menjadi realitas walaupun terlihat tidak mungkin. Orang-orang dengan tipe ini cenderung memiliki sifat idealis, percaya diri, dan mengandalkan diri sendiri. Mereka percaya bahwa mereka memang dapat mengerjakannya.

Tipe seperti inilah yang diharapkan, kata Tom. Dia menjadi tuan atas uangnya dan tidak menjadi hamba atas uang, apalagi mendewakan uang.

8. Creator/Artist
Tipe ini biasanya mengikuti panggilan hati dalam melakukan berbagai hal. Mereka juga memiliki sifat yang idealis dan spiritual yang cukup baik. Mereka juga terbiasa untuk menciptakan sesuatu.

Kecenderungannya, tipe ini bekerja demi passion dan tidak realistis. Bahkan terlalu ekstrem, seakan tidak membutuhkan uang.

"Orang dengan karakter seperti ini mensabotase dirinya dengan penyangkalan. Membutuhkan uang tetapi seperti tidak butuh, bahkan mau bekerja meski tak dibayar," jelas Tom.

Dengan mengenali berbagai tipe ini, Anda sebagai individu apalagi bersama pasangan bisa saling menyeimbangkan diri. Dengan begitu akan lebih mudah menemukan perencanaan dan solusi keuangan.

Yang manakah type anda.

Bagaimana menyusun anggaran bulanan


"Bagaimana mengatur pengeluaran setelah pensiun" Begitu pertanyaan salah satu peserta kursus persiapan pensiun minggu lalu. Pada kursus persiapan pensiun banyak diikuti oleh pasangan suami istri ini menjelang pensiun, ada yang kurang 5 tahun menjelang pensiun tetapi ada juga yang sudah tinggal beberapa bulan lagi pensiun.


Ya, memang banyak orang baru berpikir tentang "cupetnya: keuangan saat pensiun setelah saat pensiun menjelang, padahal semuanya sudah harus dipersiapkan jauh hari sebelum saat itu tiba.