Senin, 07 Maret 2011

Bagaimana menyusun anggaran bulanan


"Bagaimana mengatur pengeluaran setelah pensiun" Begitu pertanyaan salah satu peserta kursus persiapan pensiun minggu lalu. Pada kursus persiapan pensiun banyak diikuti oleh pasangan suami istri ini menjelang pensiun, ada yang kurang 5 tahun menjelang pensiun tetapi ada juga yang sudah tinggal beberapa bulan lagi pensiun.


Ya, memang banyak orang baru berpikir tentang "cupetnya: keuangan saat pensiun setelah saat pensiun menjelang, padahal semuanya sudah harus dipersiapkan jauh hari sebelum saat itu tiba.


Langkah awal yang harus diatur dalam pengelolaan keuangan keluarga adalah menyusun anggaran bulanan, sepele tetapi sangat berpengaruh pada kantong. Tebal tipisnya kantong akan sangat dipengaruhi oleh kedisiplinan diri dalam langkah awal ini.
Bahkan penyusunan anggaran keuangan keluarga ini merupakan langkah awal kemandirian keuangan keluarga sebagaimana dilansir female.kompas.com (3/3/2011) berikut ini.

Riset mengenai kesadaran finansial yang diadakan Citigroup Asia Pasific atau Citi Fin-Q pada 2010 menunjukkan, semakin banyak orang Indonesia yang menyadari pentingnya merencanakan keuangan. Dari 500 responden dengan penghasilan rata-rata Rp 10 juta per bulan, nilai Indonesia adalah 57 dari 100 poin, meningkat dari tahun sebelumnya, 52.

Sayangnya, kesadaran yang meningkat ini tak dibarengi dengan implementasi. Hanya 47 persen responden yang mematuhi anggaran bulanan yang dibuatnya, sedangkan 38 persen responden masih dalam tahap berusaha mengikuti anggaran.

Hotman Simbolon, Vice President Customer Care Center Head Citibank, mengatakan, langkah awal agar bisa memiliki kemandiran finansial adalah dengan membuat anggaran. "Diawali dengan budgeting, lalu saving, investing, dan sharing. Budgeting penting untuk membantu Anda mencapai kemandirian finansial," jelas Hotman dalam Citibank Journalist Class di Jakarta, Rabu (2/3/2011) lalu.

Tahapan menyusun anggaran untuk mencapai kemandirian finansial diawali dengan menentukan tujuan finansial; kemudian mengumpulkan informasi keuangan personal; lalu mengurangi pengeluaran; dan terakhir membuat formula dalam penyusunan anggaran. Lebih lanjut, Hotman menjelaskan tahapan budgeting:

1. Menentukan tujuan finansial
Agar bisa mandiri secara finansial, mulailah dengan menentukan tujuan finansial jangka pendek, menengah, dan panjang. Ajukan sejumlah pertanyaan kepada diri sendiri untuk membantu Anda memperjelas tujuan finansial. Apa yang menjadi prioritas utama Anda, apa saja kebutuhan Anda, dan apa yang menjadi keinginan Anda?

2. Mengumpulkan berbagai informasi keuangan pribadi
Tahapan selanjutnya, kumpulkan seluruh data penghasilan dan pengeluaran. Data yang harus Anda kumpulkan di antaranya gaji bagi yang sudah bekerja atau uang saku dari orangtua, tagihan kartu kredit, pembayaran barang yang menjadi kebutuhan utama, dan lainnya.

Kemudian lakukan klasifikasi data menjadi tiga bagian untuk dijadikan landasan membuat anggaran. Bagian pertama, yaitu penghasilan, jumlahkan semua penghasilan dari seluruh sumber pendapatan. Bagian kedua, yaitu pengeluaran, jumlahkan semua pengeluaran tetap seperti cicilan rumah, dan pengeluaran variabel seperti uang bensin, telepon, dan lainnya. Ketiga adalah bagian bottom line, yakni selisih antara pendapatan dan pengeluaran yang akan memberikan ukuran apakah pengeluaran Anda sudah berlebihan.

Lihat bottom line Anda, jika selisihnya positif maka Anda bisa menyisihkan dana lebih untuk menabung atau menaikkan jumlah pembayaran kartu kredit atau utang. Kalau selisihnya negatif, artinya Anda membelanjakan lebih dari pendapatan.

"Jika Anda membelanjakan lebih dari 15-20 persen gaji bersih, ditambah pembayaran utang atau tagihan kartu kredit, Anda berada pada posisi berbahaya. Teliti kembali pengeluaran Anda, terutama pengeluaran variabel untuk mengontrol pengeluaran. Jangan sampai gaji Rp 5 juta tetapi pengeluaran per bulan Rp 7 juta," tutur Hotman. "Bila perlu, catat pengeluaran bulanan," katanya menambahkan.

3. Kurangi pengeluaran!
Banyak orang yang membelanjakan uang untuk barang yang sebenarnya tidak mereka butuhkan, walaupun mungkin diinginkannya. Karenanya, Anda perlu memonitor pengeluaran dengan membawa selalu catatan kecil. Catatan ini akan membantu Anda mengenali kebiasaan belanja setiap bulannya. Tentu saja Anda perlu disiplin mencatat semua pengeluaran harian dan bulanan dalam buku catatan ini.

Meski bottom line Anda positif, kebiasaan mengurangi pengeluaran tetap perlu diterapkan. Mulailah dengan membawa makanan dari rumah dan mengurangi makan di restoran. Kurangi juga kebiasaan minum kopi dan makan di restoran cepat saji. "Anda bisa menghemat Rp 5 juta per tahun jika kebiasaan minum kopi sebesar Rp 20.000 tiap hari bisa dikurangi," saran Hotman. Berhenti dari kebiasaan merokok satu bungkus per hari juga bisa menghemat Rp 1 juta per bulan.

4. Buatlah formula anggaran
Tahapan terakhir dalam menyusun anggaran adalah membuat formulasi. Tentukan komposisi presentasi anggaran dari gaji bulanan Anda. Seperti berapa persen yang Anda anggarkan untuk tabungan, biaya sewa atau cicilan rumah, makanan, transportasi, pakaian, jalan-jalan, dan lainnya.

Anda bisa mengadopsi komposisi anggaran seperti dijelaskan perencana keuangan Ligwina Poerwo-Hananto pada kesempatan berbeda. Ligwina menyarankan, komposisi cicilan utang maksimal 30 persen; komposisi premi asuransi, kebutuhan rumah tangga, transportasi, kebutuhan anak dan keluarga, serta kesehatan adalah 20-40 persen dari penghasilan; komposisi kebutuhan pribadi seperti belanja pakaian, perawatan salon, atau membeli gadget adalah 20 persen. Sisanya, sekitar 10-30 persen, adalah untuk ditabung sebagai dana darurat.
Selamat menyusun angaran bulanan.

1 komentar: