Senin, 16 Maret 2009

Cara Cerdas Membelanjakan SANTUNAN HARI TUA (SHT)

Ada kisah seorang pensiunan mendapat uang santunan hari tua sebesar Rp 3.000.000.000,00 ( tiga milyar) dari perusahaan saat memasuki masa pensiun. Dua tahun kemudian orang tersebut sudah tidak mempunyai uang tersisa dan hidupnya berpindah dari satu anak ke anak yang lain.
Sungguh ironis.

Tapi itu bisa terjadi pada siapa saja, yang tidak siap dengan uang banyak ditangan secara tiba-tiba. Sangat berbeda dengan orang yang mempunyai uang banyak setelah bekarja keras selama puluhan tahun. Maka ada pameo yang mengatakan sesuatu yang gampang didapat akan gampang hilang/keluar. Sesuatu yang sulit didapat akan sulit pula kita lepaskan.

Kenapa bisa begitu ya?
Biasanya orang yang tiba-tiba punya uang banyak, akan bingung untuk mengelolanya. Yang paling awal muncul adalah membelanjakan untuk sesuatu barang yang selama ini tidak bisa diperoleh/dimiliki entah itu berbentuk makanan, pakaian, perhiasan, mobil, rumah ataupun barang-barang impian lainnya.
Dan kebanyakan barang yang diinginkan itu bukanlah barang produktif yang bisa menghasilkan uang atau income, tetapi barang konsumtif yang harganyapun akan menurun seiring dengan berlalunya waktu.

Yang kedua muncul adalah bisa jadi sebuah langkah yang benar, memulai usaha, dengan harapan uangnya akan bisa mendatangkan penghasilan dimasa mendatang. Namun kesalahan yang mungkin atau biasa terjadi adalah saat memulai usaha tergesa-gesa dan kurang perhitungan. Sehingga begitu ada ide atau tawaran teman langsung berpikir bahwa itu bisnis yang tepat, tanpa banyak pertimbangan langsung terjun ke bisnis tersebut.

Saya teringat tulisan Dahlan Iskan Bosnya Jawa Pos grup, dalam bukunya "Gant8i Hati", beliau bilang bahwa untuk bisa sesukses dan sekaya sekarang, bukan diperoleh dalam sekejap. Sambungnya, bahwa ilmu dagang itu dia pelajari sejak masih kanak-kanak dari orang tuanya. Dan dalam menjalankan usahanyapun dia juga mengalami jatuh bangun berulang kali.

Kesalahan berikutnya adalah tidak berpikir atau mungkin berpikir tapi sedikit kadarnya, bahwa uang yang diterima itu harus bisa menghidupi sampai ajal menjemput. Alih-alih berpikir untuk mengelola sampai saat mati tiba, lha wong mikir dan milih barang-barang impian yang ingin dan akan dibeli saja sudah menghabiskan waktu dan tenaga, jadi mana sempat mikir yang jauh itu.

Nach, agar kesalahan-kesalahan itu tidak terjadi, maka lakukan:
• Pilih dan tetapkan kehidupan yang ingin dinikmati selama 50 tahun kedepan (siapa tahu masih bisa menghirup udara sampai umur 105 tahun khan?). Atau terserah berapapun tahun yang anda ingin tetapkan.
• Kalkulasi kebutuhan/biaya hidup per bulan sampai dengan, katakan 50 tahun kedepan
• Kalkulasi pendapatan dari pesangon selama 50 tahun kedepan
• Kelola pengeluaran dengan bijak
• Tempatkan uang untuk investasi secara bijak
• Bila ingin memulai usaha, pilih yang anda ”cintai” dan lakukan survey kecil-kecilan untuk menghitung untung ruginya usaha/bisnis tersebut
• Tidak perlu tergesa-gesa membelanjakan uang untuk membangun usaha, sementara belum bisa dijadikan modal usaha, uang bisa di investasikan ke deposito atau reksa dana yang aman

Semoga tips pendek ini bermanfaat.
Wealthy is our choice

Tidak ada komentar: