Senin, 30 November 2009

Krisis keuangan Amerika, Dubai dan Bank Duta


Ketiga permasalahan keuangan di tiga Negara yang berbeda tingkat kemakmuran tetapi punya masalah yang sama yaitu masalah keuangan yang terkait dengan property.

Kalau Amerika krisis subprime mortgagenya menyeret hampir seluruh Negara didunia yang akhirnya mengakibatkan krisis global, maka krisis Dubai yang dipicu tak mampunya Dubai

World melunasi utang pokoknya tepat waktu, belum bisa diprediksi apakan akan menyeret perekonomian Negara lain atau hanya Negara-negara Eropa yang member pinjaman. Sedangkan krisis keuangan Bank Duta yang pemiliknya gencar berinvestasi di property menyeret orang tuanya melepas saham kepemilikan diperusahaan yang sangat terpandang di Indonesia namun tak cukup untuk mempertahankan eksistensi Bank Duta.

Kalau krisis di negeri paman Sam disebabkan kredit macerdi sector property dijaminkan secara bertingkat-tingkat, sehingga penyelesaiannyapun seperti mengurai benang bundet, maka krisisnya Bank Duta menjadi lebih sederhana, yaitu dana likuid digunakan untuk pembiayaan investasi. Sedangkan krisisnya Dubai bisa dikatakan sebagai krisis yang disebabkan gaya hidup yang besar pasak daripada tiang, alias secara ekonomi belum mampu tapi ingin segera maju, maka utanglah yang menjadi solusi.

Sebuah pelajaran berharga dari permasalahan keuangan Negara yang bisa kita ambil untuk diterapkan dalam perilaku kita mengelola keuangan perusahaan yaitu jangan biayai investasi dengan hutang jangka pendek dan berinvestasilah sesuai dengan kemampuan keuangan perusahaan.

Kedua prinsip itu juga sangat tepat diimplementasikan pada pengelolaan keuangan personal. Semoga kita terhindar dari belitan masalah keuangan.

Tidak ada komentar: