Kamis, 28 April 2011

Apa hubungan deflasi dengan prestasi


Bulan Maret dan April ini pemerintah begitu antusias mewartakan deflasi yang dicapai pemerintah. Orang awam bingung dibuatnya karena kalau inflasi dan harga di pasar murah masih ada hubungannya, tetapi ketika pemerintah mewartakan deflasi sementara barang dipasar harga merambat naik, trus apa artinya ini.

Aku jadi ingat tulisan di detikfinance.com mengenai deflasi bukan berarti prestasi, beberapa saat lalu yang kukopaskan berikut.

Deflasi sebesar 0,32% yang terjadi pada Maret 2011 (april mencapai 0,25%) bukan sebuah prestasi yang diraih pemerintah. Pasalnya, deflasi terjadi karena penurunan harga bahan makanan yang memiliki andil dalam menurunkan inflasi sebesar 0,51%, sedangkan kelompok selain bahan makanan justru mengalami peningkatan harga.

Demikian disampaikan oleh Anggota Komisi XI DPR-RI Arif Budimanta kepada detikFinance di Jakarta, Minggu (3/4/2011).

"Deflasi ini bukan berarti prestasi, penurunan harga bahan makanan tidak diikuti oleh penurunan harga barang lain. Hal ini menggambarkan peningkatan beban produsen bahan makanan atau petani. Karena hargal jual produknya menurun sedangkan barang lainnya yang harus dibeli justru meningkat," ujar Arif.

Dikatakan Arif, deflasi yang bersumber dari bahan makanan memang sudah tentu terjadi pada Maret, mengingat kebijakan penghapusan tarif impor bahan makanan yang tertuang dalam PMK 241 berlaku hingga 31 Maret 2011. Sehingga, sambungnya bulan Maret menjadi pusat serbuan produk-produk bahan makanan impor.

"Melihat perbedaan inflasi antar daerah di Indonesia juga terlihat cukup besar perbedaan harga atau terjadi disparitas harga pada komoditi yang sama di daerah-daerah yang berbeda di Indonesia. Hal ini rasa-rasanya tidak elok bagi Negara Kesatuan Seperti Indonesia. Faktor utamanya sudah jelas yakni tidak tersedianya infrastruktur yang memadai," papar Politisi PDIP ini.

Deflasi yang terutama disebabkan oleh deflasi bahan makanan ini menurut Arif, sepertinya menjadi 'akal-akalan' pemerintah untuk mencapai target inflasi tahun 2011 ini yakni sebesar 5,3%. Sehingga, Arif mengatakan menurunkan harga bahan makanan dilakukan dengan cara melakukan impor bahkan menurunkan tarif impor bahan makanan hingga Rp 0 pada musim panen beberapa komoditi pertanian terutama beras.

"Dan bagi saya ini catatan kelam untuk pemerintah yang telah mengorbankan petani untuk menutupi ketidak mampuannya dalam mengendalikan harga di Indonesia," kata Dia.

Seperti diketahui, Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan pada Maret 2011 terjadi deflasi 0,32%. Utamanya karena penurunan harga bahan pokok seperti cabai dan beras. Deflasi ini merupakan yang tertinggi dari tiga tahun terakhir karena yang pernah dicapai April 2009 sebesar 0,31% dan Januari 2009 sebesar 0,07%.

Tidak ada komentar: