Jumat, 13 Februari 2009

Mengintip Manajemen Risiko (tulisan 1)

Tik…tik..tik…tik…hujan rintik-rintik..
Dingin..dingin…sepoi angin dingin….
terdengar suara merdu titik puspa dari rumah sebelah.
Sementara dibelahan bumi yang lain disebuah ruang rapat terdengar Tanya jawab membahas kinerja…kenapa produksi unit saudara tahun ini menurun dibanding tahun lalu?

Terdengar jawaban denga suara berat menjawab “tahun ini hujan dating diluar musim sehingga panen tidak bisa optimal seperti tahun lalu…..terdengar suara pelan namun tegas: sejak kapan saudara belajar menyalahkan Tuhan?

Penyanyi memandang hujan sebagai sebuah berkah, sebuah keindahan dan membuatnya memuji kebesaran sang Khalik. Pebisnis pada kasus kedua memandang hujan sbagai bencana, penyebab kegagalan produksi dan membuatnya melupakan kewajiban berterima kasih kepada Khalik karena masih “dipinjami” nyawa untuk menjalankan roda bisnisnya. Begitulah dua buah ilustrasi yang menggambarkan reaksi manusia terhadap sebuah keadaan yang sama.

Kita sering mendengar pameo lama tentang risiko “high risk - high return” yang masih banyak dipegang khalayak umum ketika berbisnis. Disatu sisi yang lain ekonom mengenal hukum “the law of diminishing return”. Bagi pebisnis yang menggabungkan 2 hukum itu akan mengubah prinsip risiko menjadi “…” inilah paradigma baru dalam pengelolaan risiko.

APA ITU RISIKO?
Risiko melekat pada semua aspek kehidupan, dari urusan pribadi sampai perusahaan, dari urusan gaya hidup sampai pola penyakit, dari bangun pagi sampai tidur malam, dan masih banyak lagi. Risiko dapat didefinisikan dengan berbagai cara, misal risiko didefinisikan kejadian yang merugikan, atau bagi analis investasi, risiko didefinisikan sebagai kemungkinan hasil yang diperoleh menyimpang dari yang diharapkan.

Kita tidak perlu mempertentangkan berbagai difinisi yang ada. Siapapun yang mendefinisikan disitu pasti mencakup minimal tentang probabilitas/kemungkinan dan kerugian/dampak. Berbicara dampak berbicara satuan keuangan, berbicara kemungkinan berbicara semua aspek kehidupan, sehingga tidak salah apabila berbagai cabang ilmu membahas tentang manajemen risiko.

Kita sering mendengar pameo lama tentang risiko "high risk - high return" yang masih banyak dipegang khalayak umum ketika berbisnis. Ada hubungan positif antara risiko dan tingkat keuntungan, semakin tinggi risiko semakin besar keuntungannya. Disisi lain, ekonom mengenal hukum "law of the diminishing return". Pandangan baru tentang manajemen risiko, menggabungkan 2 hukum itu, dan berpendapat bahwa hubungan antara risiko dan tingkat keuntungan tidak bersifat linier.

Pada wilayah 1 (insufficient risk taking), risiko yang diambil terlalu kecil, sehingga bisa dinaikkan, sementara wilayah 2 (tengah) penambahan risiko yang diambil tidak meningkatkan keuntungan. Pengelolaan risiko perusahaan sebaiknya berada pada wilayah 3 (optimal risk taking), penambahan risiko yang diambil akan menurunkan tingkat keuntungan perusahaan.

Pada tulisan berikut akan kita bahas tentang pengorganisasian risiko

Tidak ada komentar: