Sabtu, 14 Februari 2009

Persiapkan pensiunmu.

Terpekur seorang pria usia lanjut disudut sebuah rumah petak mungil di pinggiran kota Yogyakarta.Saat ditanya, sedang menanti siapa, beliau menjawab sedang menunggu angkutan umum hendak pulang kerumahnya di desa. Beliau hendak menghabiskan sisa hidupnya dikampung bersama sanak famili yang masih ada karena di Yogyakarta dia tinggal sendiri, istrinya sudah meninggal 2 tahun lalu karena hipertensi, anak-anaknya sudah berkeluarga dan tinggal di kota berbeda. Dengan sisa uang hasil menjual rumah petaknya yang tak seberapa dia hendak membeli rumah dan ternak didesa.

Sering dalam kehidupan sehari-hari dalam kehidupan masa produktif kita jarang terbersit keinginan menghitung biaya hidup masa ketika pensiun dan bagaimana memenuhi biaya tersebut. Yang terjadi, kita fokus untuk mencari peningkatan penghasilan untuk meningkatkan taraf hidup kita selama masa kerja, selama biaya hidup tercukupi dan mempunyai sisa untuk ditabung, serasa semua kebutuhan telah tercukupi. Ini tidak salah tetapi juga tidak 100% benar.

Menabung sisa uang belanja hidup sehari-hari adalah sebuah paradigm yang perlu “dibenahi”. Selama kita berpikir bahwa besar tabungan adalah sisa uang belanja, maka jumlah dan rutinitas menabung bisa berubah-ubah. Sebaiknya menabung itu dijadikan komponen pengeluaran dalam pembelanjaan bulanan kita, dalam arti bahwa menabung sudah kita tetapkan sebagaimana kita menetapkan biaya listrik. Biaya listrik tidak kita bayarkan ketika kita punya sisa uang, tetapi biaya listrik langsung kita sisihkan saat kita menerima uang gaji kita, seperti itulah juga kita harus menyiapkan/merencanakan tabungan.

Selanjutnya berapa besar yang harus kita tabung? Tergantung. Kenapa tergantung, yak arena besarnya tabungan harus sesuai dengan tujuan penggunaan tabungan itu sendiri, misal, tabungan kita tujuan untuk membeli mobil, maka kita menghitung kapan target beli mobil, berapa harganya, dan berapa emampuan kita menabung, begitu juga seandainya kita menabung untuk biaya sekolah anak, maka kita menghitung berapa besar biaya sekolah anak kita saat dia mulai masuk sekolah, kapan harus dibayar .

Nach, sekarang kalau kita tujukan tabungan kita untuk biaya hidup setelah pensiun, sehingga kita tidak hanya hidup dengan uag pensiun saja? Berarti kita perlu tanya kepada diri sendiri, kehidupan macam apa yang ingin kita jalanani setelah pensiun. Lalu kita hitung berapa biaya untuk itu. Setelah ketemu lalu kita sisihan kebutuhan uang itu mulai sekarang.

Yang paling penting adalah bahwa kita harus disiplin dalam menabung untuk membiayai kehidupan setelah pensiun. Tabungan, deposito atau investasi yang kita lakukan memang akan mengurangi kenikmatan atau kemewahan sekarang, tetapi hasilnya akan kita panen saat kita pensiun.

Selamat mempersiapkan pensiun dengan seksama sekarang, tidak perlu menunggu sampai saat pensiun itu tiba.

Tidak ada komentar: