Senin, 30 Maret 2009

Beli Obligasi? Kenapa tidak

Pasar saham dan pasar modal merambat naik di tahun 2006 dan membumbung tinggi di tahun 2007 berimbas pada menggeliatnya pasar obligasi. Sepanjang tahun 2007, obligasi korporasi mencatat pertumbuhan tertinggi. Sebanyak 37 emiten menerbitkan 74 seri obligasi senilai Rp 30,2 triliun.

Namun tahun 2008, harga minyak mentah dunia mulai menurun yang berimbas juga dengan menurunnya pasar obligasi. Sampai dengan nopember hanya tercatat 21 emiten senilai Rp 12,9 triliun.

Ketika negeri paman Obama terkena subprime mortgage, Indonesia terkena dampaknya juga, yang berefek negatif pada pasar modal emerging market. Pasar obligasi yang sangat rentan pada pergerakan suku bunga terkena dampaknya. Yield obligasi menanjak dan harga obligasi pun menurun.

Pergerakan pasar obligasi masih belum bisa diprediksi alias masih penuh ketidak pastian sehingga volatilitasnya masih tinggi. Meskipun demikian, banyak pengamat mengemukakan analisisnya bahwa fundamental ekonomi Indonesia lebih bagus dibanding krisis tahun 1997/1998. Para pelaku pasar obligasi juga optimis pada peningkatan di tahun 2009 ini.

Secara umum belum ada default dari emiten penerbit obligasi. "Eksposure yang dihadapi investor obligasi semeta-mata merupakan risiko pasar bukan risiko kredit". menurut Agus dari Trimegah Sekuritas. Untuk amannya, bagi investor awam lebih baik memilih obligasi pemerintah atau kalau mau membeli obliasi korporasi lebih baik memilih obligasi BUMN.

Obligasi korporasi yang merupakan pilihan pelaku pasar pada tahun 2008 seperti disajikan majalah investor desember 2008 adalah obligasi Adira Dinamika Multi Finance II, Astra Sedaya Finance VIII, Bank BTN XII, Indofood Sukses Makmur III, Indosat V, Jasa Marga XII, Medco energi international I, Perum Pegadaian XI, PLN VIII dan PTPN III.

Tujuh tips membeli obligasi seperti dicantumkan dalam majalah investor desember 2008 adalah:
1. Dalam kondisi krisis keuangan global ini, ada baiknya mencermati sektor-sektor mana yang bertahan terhadap krisis. Hindari obligasi dari sektor-sektor yang sangat terpengaruh oleh turun naiknya suku bunga
2. Selain kupon yang menarik, perhatikan dan periksa kualitas kredit dar penerbit obligasi. Referensi dari lembaga pemeringkatan bisa dijadikan patokan memilih
3. Dengan kecenderungan nilai tukar rupiah terhadap dolar yang berfluktuasi, sebaiknya berhati-hati jika membeli obligasi dengan denominasi asing. Sebab bila nilai tukar rupiah menguat maka nilai nominal rupiah yang akan diterima pemodal menjadi lebih sedikit, begitu juga sebaliknya.
4. Obligasi terbitan BUMN bisa dijadikan pilihan, apalagi jika BUMN tersebut sedang mengerjakan proyek pemerintah
5. Pelajari perusahaan penerbit obligasi dan lihat kemampuannya membayar hutang
6. Perhatikan dengan seksama klausul yang tertera dalam prospektus. Hal ini untuk menghindari point-point yang dapat merugikan dimasa yang akan datang
7. Untuk saat ini, lebih baik membeli obligasi pemerintah yang berjangka menengah panjang karena konsep durasi akan menyebabkan kenaikan harga yang paling tinggi.

Setelah tahu cara membeli obligasi agar investasi kita menguntungkan, maka kenapa masih takut membeli obligasi?

Selamat berinvestasi di obligasi

Tidak ada komentar: