Senin, 07 Desember 2009

Wajah investasi 2010

Beberapa hari lagi akan kita tinggalkan tahun 2009. Rancangan bisnis menghadapi tahun 2010 telah selesai digarap, dengan asumsi kondisi yang berbeda, ada beberapa pengamat mengatakan krisis telah berakhir, ada pula yang mengatakan bahwa tahun 2010 adalah merupakan puncak krisis.


Kalau kita mengacu pada perbaikan ekonomi negeri paman Sam sebagai pencetus krisis global ditahun 2007 maka bisa setuju pendapat bahwa tahun 2010 perekonomian sudah menggeliat meninggalkan keterpurukan.

Namun kalau mengacu krisis Dubai World dan rentetannya keterpurukan perbankan di perbankan Inggris maka orang akan setuju bahwa 2010 menjadi puncak krisis, terlebih macan Asia yang pertumbuhannya sangat melejit Cina sedang mengalami gerah karena 68 dari 130 BUMNnya merugi sampai 11,4 milyar yuan karena transaksi derifatif.

Sejalan dengan kondisi tersebut Menteri Keuangan Sri Mulyani memperingatkan para investor yang ingin berinvestasi di Indonesia agar berhati-hati terhadap perubahan (bubble) ekonomi Indonesia. Pasalnya ekonomi global secara keseluruhan mengalami penyesuaian di tahun 2010-2012. Walaupun krisis belum berakhir, namun kondisi ekonomi perlahan mulai pulih dan mulai memasuki dunia baru.

Kata Sri Mulyani dalam pembukaan Investor Summit 2009 di Jakarta “Untuk itu saya juga memperingatkan kepada korporasi bahwa kebijakan makro dunia akan disusun dan diimplementasikan pada 2010-2011 mendatang. Harus siap, jika arah makro berubah. Tolong hati-hati terhadap fenomena bubble dimana likuiditas kering”

Sebagai pengambil kebijakan, dia mengakui tidak bisa menjamin semua pihak bisa selamat dari krisis global yang dialami sejak akhir 2007 kemarin. Untuk itu, apapun yang terjadi akan dihadapi dengan tenang, bekerja dengan baik dan bertanggungjawab sehingga bisa keluar dari krisis.

Kebijakan pada 2010, para menteri keuangan dunia melakukan konsolidasi. Sehingga diharapkan para investor mampu menyesuaikan dan tidak telat mikir apalagi telat beraksi. Scenario investasi harus disiapkan untuk menghadapi perubahan kebijakan makro yang ada, lanjutnya.

Bank-bank sentral seluruh dunia sudah menggelontorkan dana ke pasar yang tidak sedikit untuk mendongkrak kinerja. Ambil contoh, Federal Reserve memberikan dana US $ 2.400 trilliun. Inggris akan menggelontorkan dana 850 milyar poundsterling. Semua dilakukan untuk mendukung kembali bergairahnya pasar dan melajunya iklim investasi.

Semoga para investor lebih optimis dalam menggerakkan perekonomian melalui pasar modal ditengah pemulihan kondisi global saat ini. Semoga investor lokal maupun luar negeri tertarik untuk mencerahkan wajah investasi Indonesia dengan meramaikan pasar modal Indonesia di tahun 2010.

Tidak ada komentar: