Senin, 07 Desember 2009

Emas hijau kembali menggeliat

Beberapa waktu lalu saat minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) merajai pasar minyak nabati dunia dan mendatangkan sejumlah devisa pada Negara serta membuat petani sawit menjadi kaya, tabloid kontan menurunkan berita dengan menjuluki minyak sawit sebagai emas hijau.


Pada saat harga minyak bumi dunia merambat naik dengan gerakan lincah dari US $ 70 per barrel sampai mendekati US $ 200, emas hijau semakin bersinar kemilau. Banyak petani menuai berkah dari geliat minyak bumi yang berefek pada kenaikan harga CPO dan itu berarti harga jual tandan buah segarpun terkerek naik. Dari semula berkisar Rp. 700,00 per kg menjadi Rp. 2.100,00 per kg. Pengusaha sawit tersenyum lebar menikmati keuntungan, begitupun perusahaan perkebunan sawit baik swasta maupun yang ber plat merah.

Eforia kenaikan harga minyak bumi begitu memabukkan sehingga ada pengamat yang mengatakan bahwa harga minyak mentah dunia tak akan mungkin turun dibawah US $ 80 per barrel. Namun sayang keyakinan itu tak terbukti, gerakan lincah itu kemudian menggeliat turun bahkan harga rata-rata minyak mentah tahun 2009 hanya sedikit diatas US $ 60 per barrel.

Sang emas hijaupun menjadi kusam. Beberapa petani tak memanen buahnya karena upah panen tandan buah segar (TBS) lebih mahal dari harga jualnya. Petani menjerit, begitupula perusahaan perkebunan kelapa sawit. Tidak sedikit buah dibiarkan busuk dipohon.

Prospek emas hijau diperkirakan kembali bersinar di tahun 2010, hal ini dilontarkan oleh beberapa kalangan. Harga minyak bumi akan merambat naik meski tidak akan menggeliat seperti 2-3 tahun lalu, yang jelas akan berimbas pada kenaikan harga jual CPO. Secara bersamaan, permintaan minyak nabati dunia tumbuh 5,5 juta ton lebih tinggi dari pertumbuhan pasokan dunia sebesar 3,25 juta ton.

CPO yang memiliki harga lebih murah dari minyak nabati lain seperti kedelai, jagung, sun flower mempunyai prospek lebih cerah untuk meraih keuntungan dari ceruk pasar yang sudah ada. Dorab (pedagang komoditas berbasis di London) mengatakan bahwa produksi kedelai Argentina dan Brasil diprediksi merosot akibat hujan, sedang produksi kedelai Negara lain selain negeri paman Sam tak bisa diandalkan karena rendahnya ekspansi lahan.

Pemain di bisnis kelapa sawit akan menuai kembali kemilau emas hijau. Minyak mentah sawit akan semakin mengukuhkan posisi sebagai pemain besar dalam pasar minyak nabati karena menguasai 60-70% pasar. Dan ini berarti akan semakin mengukuhkan posisi Indonesia sebagai produsen CPO terbesar dunia bersaing dengan Negara tetangga Malaysia.

Semoga pelaku bisnis sawit tidak kehilangan momen bagus ditahun 2010. Dan semoga konferensi minyak sawit Indonesia di Nusa Dua Bali jum’at lalu mampu mendongkrak semangat pelaku sawit untuk mendongkrak produksi ditengah hembusan berita bahwa harga pupuk akan mulai naik pada April 2010. Semoga emas hijau berkilau kembali seperti 2-3 tahun lalu.

Tidak ada komentar: