Senin, 07 Desember 2009

Petani Indonesia kembali pecahkan rekor

Aku tergelitik oleh judul “iklan” layanan masyarakat biro hukum dan humas secretariat jendral departemen pertanian di harian tempo hari minggu. Ada rasa bangga dan bahagia tapi terbersit juga sedikit rasa bingung.

Disebutkan di iklan tersebut dengan dilengkapi table dan grafik bahwa pertumbuhan produksi 5,83% (sumber data BPS, angka ramalan) merupakan capaian terbesar dalam dua decade terakhir. Capaian ini memperpanjang rekor pertanian Indonesia, bahwa dalam tiga tahun berturut-turut, petani Indonesia berhasil memecahkan rekor pertumbuhan produksi padi nasional (4,96%, 5,54% dan 5,83%).

Sejalan dengan pertumbuhan produksi padi adalah jagung dan kedelai. Bahkan keduanya mempunyai peningkatan yang lebih besar dari padi, yaitu 8,22% (jagung) dan 24,59% (kedelai). Sungguh sangat menggembirakan.

Bahkan Menteri Pertanian, Suswono mengatakan “Alhamdulillah. Angka-angka itu cukup membesarkan hati. Dengan dasar itu, saya optimis swasembada beras dan jagung bisa berkelanjutan”. Tadinya, banyak pihak cemas El Nino bisa menjadi musibah bagi pertanian.
Sekarang kita melihat tanda-tanda baik bahwa isu El Nino itu kini bisa membawa berkah, lanjutnya.

Pada penutup iklan, pak menteri mengatakan bahwa keberhasilan pertanian merupakan buah kerja keras banyak pihak. Khususnya petani, penyuluh, dan aparat pemerintah di daerah maupun pusat. Atas nama pemerintah beliau menyampaikan apresiasi yang tinggi. “Terima kasih, petani Indonesia. Terima kasih pahlawan pangan”

Nach, beberapa bulan lalu menteri perdagangan menyatakan bahwa swasembada tebu bisa segera terwujud. Beliau yakin dengan angka prognosa yang diterima. Bahwa gula akan tersedia cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Tak berselang lama, muncul lagi berita, beliau menyatakan bahwa berdasar angka prognosa yang ada akan dilakukan impor gula untuk memenuhi kebutuhan gula dalam negeri.

Pada saat harga gula terasa manis -beberapa saat lalu gula sempat dijuluki sebagai emas putih sebelum muncul istilah emas hijau untuk CPO- perusahaan perkebunan plat merah sudah tidak mempunyai persediaan gula, petani sudah pula selesai menerima hasilnya. Momen menikmati manisnya emas putih menjadi permisi numpang lewat didepan mata.

Kalau petani padi sudah berhasil mewujudkan swasembada beras berkelanjutan, semoga si emas putih gula segera menyusul dalam waktu dekat.Bagaimana kiprah petani tebu. Revitalisasi gula telah dijalankan. Distribusi gula telah pula bergandengan antara perusahaan plat merah dengan Bulog.
Mari kita tunggu saat-saat menikmati swasembada gula itu tiba.

Tidak ada komentar: