Selasa, 25 Mei 2010

Duet terbaik mundur dari kancah keuangan negeri


Sri Mulyani yang beberapa kali terpilih sebagai menteri keuangan terbaik tingkat Asia dan dunia akhirnya mundur dari jabatan menkeu untuk melanjutkan kiprahnya dibidang keuangan keahliannya pada tingkat dunia menjadi managing director world bank...wooouuuuwww.....selamat ibu, doa'ku menyertaimu. Tanpa disangka kepergian SMI (inisial yang dipakai untuk menyebut Sr Mulyani) ternyata diikuti pasangan duetnya yang tak kalah mumpuni dibidang kebijakan fiskal, dialah Anggito Abimanyu.

Pengunduran diri dua jago keuangan di negeri ini sangat menyedihkan, tetapi melihat bahwa keduanya menjadi bulan-bulanan beberapa bulan terakhir, keputusan SMI menjadi direktur pelaksana bank dunia dan Anggito Abimanyu kembali ke almamater UGM adalah keputusan terbaik. Semoga para petinggi negeri ini mampu mencari pengganti sebaik mereka berdua bahkan kalau ada yang lebih baik dari duet ini.

Kementrian keuangan dan badan kebijakan fiskal adalah dua institusi yang harus saling mengisi sehingga kompetensi pejabatnyapun harus mumpuni dan saling melengkapi, sehingga pengganti Anggito haruslah mampu menjadi sparring partner menkeu, sebagaimana yang diungkapkan Anggito dalam perpisahannya.

Mantan Kepala Badan Kebijakan Fiskal Anggito Abimanyu berharap penggantinya memiliki kemampuan yang mumpuni sehingga mampu mendukung kinerja Menteri Keuangan. Kepala BKF selama ini adalah rohnya menteri keuangan.

"Cari The Best Resources yang ada karena BKF ini harus men-support menteri, otaknya, karena dia ikut ke DPR, Junior Minister. Makro, APBN, sektor riil, risiko, sama internasional. Rohnya menteri ada di BKF. Karena fungsinya benar-benar menyerap, memfungsikan dan merekomendasikan," tegasnya saat ditemui di Kantornya, Jakarta, Senin (24/5/2010).

Anggito juga menyampaikan sebaiknya pengganti dirinya sebagai Kepala BKF mampu menutupi kekurangan yang dimiliki Menteri Keuangan.

"Apa yang jadi kekurangannya, dia (Menteri Keuangan) bisa cari di BKF," ujarnya.

Untuk Pelaksana Tugas sepeninggalnya, Anggito mengharapkan bisa dari pihak internal. Namun, untuk penggantinya, dia berharap bisa dicari yang benar-benar memiliki kemampuan di bidang fiskal.

"Kalau definitif betul-betul cari resources yang ada, baik dari pemerintah, Kemenkeu, maupun dari universitas. Kan saya dari universitas juga, Kepala BKF, PJs itu nggak apa-apa. Lain misalkan dengan Dirjen pajak, perbendaharaan, itu harus definitive karena dia menandatangani uang, kalau ini kan tidak," jelasnya.

Yang terpenting, lanjut Anggito, penggantinya mau belajar dan tetap memegang asas kepantasan.

"Anda ingat saya kan golongan 3B jadi eselon I, 10 tahun saya jadi PJs, gak apa-apa juga. Yang terpenting jam terbang, pengalaman dan pengetahuan, dan bergaul, tanpa melupakan asas kepantasan," tukasnya

Tidak ada komentar: