Selasa, 25 Mei 2010

Serangan terhadap sawit membuat dua saudara bersatu


Isu lingkungan yang menerpa bisnis kelapa sawit menjadikan Indonesia dan Malaysia menjadi kompak, aku jadi teringat istilah yang sering digunakan olah kolegaku "burung sejenis akan bertengger di dahan yang sama". Kali ini Indonesia dan Malaysia sebagai produsen besar CPO dunia menghadapi serangan terhadap bisnis kelapa sawit. Mau tidak mau seranagn ini membuat dua bersaudara kembali "bercengkerama"

Sebagaimana yang dilansir detik finance, Indonesia dan Malaysia bekerjasama di bidang sawit. Kedua negara ini meresmikan kerjasama di bidang sawit dengan membentuk Indonesia-Malaysia Palm Oil Group (IMPOG).

Kesepakatan untuk berkolaborasi telah dicapai antara Indonesia dan Malaysia awal Maret lalu. Sebanyak enam asosiasi pengusaha kelapa sawit Indonesia-Malaysia yaitu GAPKI, Apkasindo, MPOA, SOPPOA, FELDA dan APIMI sepakat berkolaborasi membentuk forum kerjasama sesama produsen sawit dalam rangka sustainable palm oil.

Kerjasama ini bertujuan untuk menangani isu-isu terkait sektor sawit seperti isu gas rumah kaca, lahan gambut, perluasan lahan, dan restriksi area kelapa sawit yang selama ini selalu menjadi batu sandungan para pengusaha kedua negara karena adanya tuduhan-tuduhan miring oleh banyak pihak termasuk NGO-NGO internasional maupun lokal.

RI dan Malaysia selanjutnya meresmikan kolaborasi di bidang sawit di Malaysia, Senin (3/5/2010). IMPOG akan dipimpin oleh Asosiasi Investor Perkebunan Malaysia di Indonesia, yang sekaligus akan menjadi sekretariat pada tahun ini.

"Kepemimpinan akan dirotasi setiap 2 tahun sekali," demikian komunike bersama yang dikutip dari harian Malaysia, The Star, Selasa (4/5/2010).

Dalam komunike bersama itu, IMPOG telah membangun sebuah steering committee untuk fokus pada research and development, isu yang berhubungan dengan sustainabilitas dan komunikasi kepada para stakeholder.

"IMPOG tidak mendiskusikan skema sertifikasi sustainabilitas alternatif untuk minyak sawit. Namun pertemuan itu sepakat menjalin kerjasama dengan Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO) untuk skema yang lebih praktis dan bisa diimplementasikan," demikian komunike bersama itu.

Ketua Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki), Purboyo Guritno mengatakan, saat ini adalah waktu yang tepat bagi para produsen CPO di Indonesia dan Malaysia untuk mengadopsi strategi yang proaktif guna melawan kampanye hitam dari negara-negara Barat.

"Sejauh ini kita mengambil sikap defensif, dengan harapan aksi-aksi anti industri sawit akan menyerah seiring membaiknya pengetahuan akan dampak positif industri ini pada pengentasan kemiskinan dan pertumbuhan ekonomi," imbuhnya.

Tidak ada komentar: