Jumat, 25 Februari 2011

Langit cerah 2011 (2)



Setelah kita lihat bahwa pemain utama produsen CPO dunia adalah Indonesia dan Malaysia, dengan Malaysia sebagai leader, sebenarnya merupakan kondisi ataupun situasi yang menyesakkan dada. Bagaimana mungkin kita yang mempunyai luasan areal kebun kelapa sawit berlipat kali areal Negeri Malaysia, tetapi produksinya kalah.

Sebenarnya Indonesia sebagai negara produsen dan eksportir besar mempunyai peluang untuk meningkatkan produksi dan produktivitasnya, ini menjadi tantangan di tahun 2011, apakah kita mampu, meski untuk peningkatan laju ekspor akan terhambat karena tingkat konsumsi dalam negeri masih meningkat pesat.

Produkstivitas kita masih berkutat di angka 3-4 ton minyak/ha sedangkan Malaysia sudah di angka 6-7 ton minyak/ha. Pembentukan kluster sawit adalah salah satu langkah jitu pemerintah untuk meningkatkan daya saing kelapa sawit kita maupun produk turunannya, sejalan dengan saran Soedjai Kartasasmita agar kita lebih focus dalam peningkatan daya saing tidak hanya sibuk melawan blackcampaign. Meski begitu upaya untuk peningkatan dan penggalian inovasi dalam proses dan produksi tetap harus digalakkan.


Prospek kelapa sawit masih sangat bagus ditahun 2011 ini hal ini bisa dilihat dari perkembangan harga CPO dunia. Cuaca buruk di beberapa belahan dunia terutama di Eropa dan Amerika Serikat berpengaruh pada lonjakan harga sawit. Saat ini harga patokan CPO asal Indonesia mencapai 1.280 dollar AS per ton, meski pada akhir Desember 2010, harga CPO mencapai 1.290 dollar AS per ton.

Cuaca dingin disertai badai salju membuat produsen minyak nabati seperti minyak kedelai dan minyak bunga matahari tidak bisa berproduksi, dan ini butuh waktu lama untuk recovery sehingga pad tahun 2011 ini meski harga melonjak, permintaan pasar dunia terhadap CPO tetap akan meningkat.













Sumber: mongabay.com, data diolah dari oil world

Tidak ada komentar: