Kamis, 08 Januari 2009

ORI bangkit di 2009

sebegitu peningnya kepala memikirkan kondisi ekonomi yang carut marut di bawah kepresidenan SBY ini.....seorang pria sambil garuk-garuk kepala bilang...Oooo Republik Indonesia riwayatmu kini....ORI yang akan dibahas ini bukan ORInya si bapak yang garuk-garuk kepala tersebut, tetapi ORI yang dimaksud adalah Obligasi Negara Ritel, surat utang negara.
Beberapa tahun lalu ORI menjadi incaran investor untuk menanamkan modalnya, orang berlomba antri untuk membeli ORI, kini keadaan berubah, seiring bunga pinjaman yang makin tinggi, karena BI rate yang menjadi acuan meningkat, maka orang tidak tertarik lagi membeli ORI.
Ya, bisnis ORI berbanding terbalik dengan peningkatan suku bunga, jika suku bunga turun maka harga obligasi naik begitu juga sebaliknya.
Akhir tahun 2008, BI memangkas BI rate menjadi 9,25% dan masih akan menurunkan BI ratenya seiring dengan trend penurunan bunga di seantero dunia. Selang seminggu setelah BI menurunkan BI rate, pasar ORI mulai menggeliat bangkit, bahkan ORI 001 harganya melebihi nilai par-nya, meski hanya tipis sekali, tetapi ini merupakan sinyal positif bagi pasar ORI.
Pemerintah berencana tahun 2009 ini mengeluarkan 2 ORI baru bahkan bulan depan (februari) akan mengeluarkan ORI syariah yang pertama kali.
Bila ingin terjun ke kancah obligasi, pantau perkembangan BI rate, dan perhatikan bunga (kupon) yang ditawarkan serta waktu penerbitan, dan jangan tergesa-gesa dilepas sebelum jatuh tempo istilah kerennya (hold to maturity), kalau tidak mau melepas legitnya ORI.

Tidak ada komentar: