Jumat, 20 Februari 2009

Wealth Management (tulisan 2)


Apa jenis layanan yang diberikan?
Jasa untuk kalangan ”atas” ini tak sekedar menawarkan layanan investasi thok, tetapi juga aneka layanan yang memberikan kenyamanan hidup.

Sehingga seringkali istilah wealth management diplesetkan menjadi Palugada (Apa Yang Lu Minta Gue Ada), karena memang layanan yang diberikan mulai dari urusan tradisional sampai sophisticated dari urusan bisnis sampai spiritual, dari keuangan sampai gaya hidup.

Contoh produk wealth management tradisional mencakup perbankan, investasi, mata uang asing, asuransi, dana pensiun, real estate, sedangkan yang sophisticated mencakup alternative investment (komoditas, emas, private equity, art, sport instrument, derivative/structured product, hedge fund). Beberapa bank memberikan layanan wealth management yang melekat pada produknya, antara lain priority hotline, berlangganan majalah/surat kabar, airport lounge, golf, safe deposit box, credit platinum card, layanan kesehatan, layanan haji dan zakat, dll.

AT Kearney Wealth Management Survey, 2001 menyajikan contoh bentuk layanan yang diberikan oleh Commercial bank, Asset mgt/broker dan Private bank. Layanan yang mereka berikan bisa berbentuk investasi maupu n non investasi. Untuk layanan investasi mencakup: Saham, Obligasi, Reksadana, Alternative investment dan Structured product. Sedangkan untuk produk non investasi mencakup: Pajak, Perbankan, Currency, Trust dan Asuransi. umber:

Siapa konsumen wealth management?
Konsentrasi kekayaan didunia ini mengacu pada Hukum Pareto yang memuat aturan 80:20, berarti 80% kontribusi disumbangkan oleh 20% populasi. Hal ini sering menjadi analogi untuk mendiskripsikan industri wealth management. 20% populasi yang menguasai jagat perekonomian Indonesia mempunyai latar belakang bisnis dan profesi yang beragam.

Profesi dengan penghasilan tertinggi menurut SWA Februari 2007 disandang oleh private banker dengan kisaran gaji/bulan sebesar US$ 19-22.000, disusul arsitek (US$ 8-20.000), konsultan SAP (US$ 7-15.000), manajer senior perkebunan (US$6-20.000), Engineer Sistem TI (US$ 6-20.000).

Sedangkan 5 orang terkaya di Indonesia adalah raja group rokok, Djarum, Gudang Garam dan Sampoerna, meski posisi ini akan segera tergeser pengusaha muda Chairul Tanjung dan Sandiaga Uno dengan bisnis property, keuangan dan TI, sejalan dengan perkembangan bisnis dunia. Bisnis rokok bukan bisnis masa depan, sejauh ini bisnis rokok berkembang dengan mayoritas konsumen di pedesaan dengan tingkat pendidikan relatif tidak tinggi serta gencarnya kampanye anti rokok, bahkan di London dikenal kampanye bahwa anak perokok bukan anak jagoan tetapi sampah masyarakat.

Sampai tahun 2005, 55.000 nasabah wealth management dengan asset +/- US$ 260 milyar di Singapura, 18.000 diantaranya adalah orang Indonesia, sedangkan di Indonesia nasabah wealth management sebanyak 17.000 orang. Bisa dimaklumi kalau pemerintah Singapura tidak “setuju” untuk mengekstadisi pelarian “kriminal” Indonesia disana.

Siapakah yang bisa dikategorikan sebagai orang berduit? “Everbody can come with different number” yach..tidak ada satu ukuran untuk semua.
Di Inggris segmentasi kaum berduit di simbolkan dengan mobil yang dipakai. Di Indonesia, orang dengan kekayaan melebih USD 400.000 sudah dikategorikan sebagai Ultra High Networth Individual (Ultra HNI) alias orang yang sudah super kaya raya sedangkan menurut BCG dan Celeste masih dikategorikan sebagai Mass Affluent.




Tidak ada komentar: