Senin, 07 Desember 2009

Suntikan dana ke bank….untuk apa sich

Tahun lalu saat Obama mengawal rakyat paman Sam, langkah perbaikan ekonomi dan keuangan Negara adalah dengan memberi suntikan dana ke dunia perbankan yang tidak tidak sedikit. Pro dan kontra timbul disana sini.

Kini pemerintah Inggris juga mengucurkan dana untuk penyelamatan dunia perbankan yang juga tidak sedikit yaitu 850 milyar poundsterling (atau setara 12.750 trilliun rupiah). Tujuannya tidak beda dengan om Obama, hasil protes yang dituaipun juga tidak jauh beda.

Dana sebanyak itu akan digunakan untuk pembelian saham-saham agar indeks tidak anjlok, jaminan-jaminan atas utang, dan pemberian asuransi yang terkait dengan lembaga-lembaga keuangan.

Mungkin juga jumlah dana yang digelontorkan ini bisa meningkat kalau Dubai World benar-benar tak mampu membayar utang dan bunganya tepat waktu, sesuai rencana Dubai World yang mau mengajukan pengunduran jadwal pembayaran hutangnya pada bank-bank di Eropa.

Cuma dari utang Dubai World yang mencapai US $60 milyar itu, berapa besarnya yang berasal dari bank-bank di Inggris. Makin besar pinjaman dari bank-bank di Inggris, akan makin besar kebutuhan dana untuk penyuntikan kesehatan bank-bank yang ada.

Yang menjadi bahan renungan adalah, fondasi sistem keuangan Inggris adalah konvensional, tidak terpana oleh kilauan gebyar margin bisnis keuangan, tidak bergerak ekspansif mengejar keuntungan. Lha koq ternyata dalamnya rapuh dan kelimpungan.

Jadi ingat pekerjaan BPPN (Badan Penyehatan Perbankan Nasional) dulu, diawal kerja mengumumkan kekayaan perbankan yang berada dalam karantina/direcovery senilai kurang lebih 600 triliun rupiah, tak berapa lama kemudia keluar pernyataan kalau kekayaannya 400 triliun rupiah..wach kepala bingung membayangkan kenapa dalam jangka pendek nilai kekayaan bisa langsung menyusut besar-besaran.

Mungkinkah bank di Inggris juga serapuh bank di Indonesia waktu itu ya. Apakah rapuhnya sistem yang ada didalamnya ini yang menyebabkan bonus para bankir menjadi sangat fantastis. Bahkan tahun kemarin sempat diulas oleh sebuah majalah besarnya bonus untuk para banker ini.

Isu pemberian bonus yang besar ini juga ikut menyembul seiring dengan berita suntikan dana yang luar biasa besar, sementara hasilnya masih diragukan. Atau bisa dikatakan bank-bank Inggris masih diragukan kemampuannya untuk mencapai target yang telah ditetapkan oleh pemerintah.

Terjadi tarik ulur, pemerintah berencana memangkas besarnya bonus para bankir, dilain pihak para petinggi Royal Bank of Scotland (RBS) mengancam mengundurkan diri. Sementara bank Inggris yang mampu mencapai target pemerintah untuk meningkatkan pinjaman kepada pebisnis hanya RBS dan Lyods Banking Group (LBG). Rasa penasaran timbul untuk mengetahui siapa yang akan jadi pemenang kali ini ya, mengingat tahun kemarin pemerintah tak mampu mengerem laju pemberian bonus yang begitu fantastis itu.

Menurut ketua NAO (kantor audit nasional) Inggris, Amyas Morse, seperti dimuat di harian kompas, Pemerintah bisa dibenarkan “menyuntikkan” dana rakyat untuk menyelamatkan bank-bank Inggris. Sulit membayangkan skala kekacauan jika bank-bank besar dibiarkan runtuh. Meski sejauh mana bank-bank itu masih akan membebani rakyat, masih dibutuhkan waktu untuk membuktikannya. Tapi dia juga mengkritik besarnya belanja untuk jasa konsultasi penyelesaian keuangan. Jasa nasehat darurat oleh Credit Suisse (Bank asal Swiss) diperkirakan mencapai 15,4 juta pound atau 300.000 poundsterling per bulan.

Tiba-tiba muncul pikiran, mungkinkah kebijakan pengucuran dana ke bank Century yang sekarang ramai diperbincangkan ini juga mengacu alasan yang sama dengan pemerintah Inggris ini ya? Atau alasannya om Obama di negeri paman sam sana? Walahualam bishawab

Tidak ada komentar: