Kamis, 18 Februari 2010

Bilakah Yunani kembali bersinar


Dubai sudah mulai kendor disorot dunia karena penyelesaiannya lebih cepat dan efeknya tidak berlarut-larut bagi negara lain, berbeda dengan permasalahan ekonomi Yunani negeri nan eksotis ini. Dilain sisi juga Dubai diurus oleh Uni Emirat Arab yang relatif beritanya tidak segencar Uni Eropa yang membawahi Yunani.

Berita sedih dilansir bisnis Indonesia yang menulis Pemimpin Uni Eropa (UE) gagal meyakinkan investor obligasi bahwa Yunani dapat mengatasi masalah anggarannya.

Kegagalan itu menyebabkan imbal hasil surat berharga Yunani berdurasi 2 tahun masih di atas 5%, angka tertinggi di kawasan Euro, meskipun pejabat UE mendesak negara itu mengurangi defisit anggaran pada pekan ini.

Premi terhadap investor dipertahankan di atas 4% agar investor tidak melepas surat berharga pengganti sekuritas acuan Jerman itu.

Angka ini terbesar sejak negara Mediterania bergabung menggunakan euro. Imbal hasil itu juga lebih dari 10 kali lipat atau 35 basis poin di atas rata-rata imbal hasil surat berharga sejenis sejak 1 dekade terakhir.

Setelah memicu imbal hasil naik ke posisi tertinggi sejak 10 tahun terakhir, investor obligasi mengawasi tekanan UE dalam mendukung Yunani.

Ahli strategi papan atas di Societe Generale SA Albert Edwards pada 12 Februari mengatakan jika tidak mampu membatasi defisit yang mencapai empat kali di atas batas maksimum UE, euro akan terus melemah, seperti yang pernah terjadi akibat kondisi di Portugal dan Spanyol.

Tidak ada komentar: