Rabu, 30 Juni 2010

Pentingnya Alokasi Aset (tulisan 3)


Pada tulisan lalu kita telah sebutkan 4 prinsip investasi yaitu:
• Return and risk
• Time horizon
• Concentration and diversification
• Market timing and volatility

Orang yang berani mengambil risiko (risk seeker) akan berinvestasi pada return yang paling besar meski risiko yang dihadapi juga paling tinggi dengan bermain saham, sedang orang yang konservatif (risk averter) akan memilih investasi yang paling aman dari pasar uang seperti deposito, biarlah mendapat return yang kecil yang penting hartanya aman. Sedang berada ditengah (moderate) akan mengambil reksadana, meski tidak mendapat return yang tertinggi tetapi risiko masih lebih kecil karena dikelola oleh manajer investasi yang berpengalaman dibanding harus bermain saham sendiri. Setiap orang perlu belajar mengenal risk appetite masing-masing, sehingga dapat dengan lebih mudah menentukan jenis investasi yang hendak diambil.



Investasi untuk periode pendek akan memberikan return yang berbeda dari investasi jangka menengah atau jangka panjang. Ambil contoh return deposito jangka waktu 3 bulan akan berbeda dengan deposito jangka waktu 1 tahun. Begitupula jika Anda berinvestasi pada tanah ataupun property. Berapa lama jangka waktu investasi yang Anda pilih akan dipengaruhi akan kebutuhan uang Anda.

Prinsip investasi yang umum didengungkan adalah jangan taruh semua telur pada satu keranjang yang sama, ilustrasi diawal tulisan ini menjelaskan, besarnya risiko yang ditanggung apabila menempatkan investasi tanpa melakukan diversifikasi.

Diversifikasi saja belum cukup untuk bisa meraih sukses berinvestasi, tetapi harus juga diikuti dengan perhitungan mengenai berapa besar alokasi dana pada setiap instrument investasi. Anda dan B sama-sama memilih investasi di saham, obligasi dan reksana, komposisi B 50:25:25, sedang Anda 25:40:35, maka return yang Anda peroleh akan berbeda dengan return yang diperoleh B.

Waktu berinvestasi mempunyai andil yang cukup signifikan dalam memperoleh hasil. Anda berinvestasi pada saat harga saham sedang anjlok akan membutuhkan dana berbeda dengan berinvestasi saat harga saham sedang tinggi. Harga saham akan selalu bergerak naik dan turun (volatily) di pasar. Pada saat harga saham jatuh, maka investasi Anda juga akan jatuh, begitupula sebaliknya. Pendeknya, semua tergantung pada pergerakan pasar dengan konsep paling dasar “buy low sell high” (beli pada saat harga rendah dan jual pada saat harga tinggi.

Berbeda kasus apabila Anda melakukan investasi di tanah, semakin lama harga tanah akan semakin tinggi, sedikit sekali atau bahkan tidak pernah harga tanah turun, sehingga nilai investasi Anda akan semakin besar, kecuali terjadi bencana alam di lokasi tanah Anda, seperti kasus gempa di Yogya tahun 2006, maka tanah di daerah Bantul meluncur jatuh dari tebing, sampai saat ini harga tanah belum pulih seperti sediakala.

Alokasi asset


Dalam kamus Wikipedia, menjelaskan alokasi asset dengan berbagai golongan aset adalah obligasi, properti, derivatif dan komoditi, dimana manajer investasi dibayar jasanya untuk melaksanakan penempatan investasi pada berbagai asset ini. Berbagai golongan aset ini memiliki dinamika pasar yang berbeda-beda dan saling mempengaruhi satu sama lainnya, sehingga penempatan dana investasi pada berbagai aset tersebut dapat membawa pengaruh signifikan pada performa investasi.

Tidak ada komentar: